FAEDAH ASMA’UL HUSNA (Bagian 3-4) NAMA ALLAH AR-RAHMAN DAN AR-RAHIM

Ditulis Oleh: Mukhlisin Abu Uwais

Kedua nama yang mulia ini banyak disebutkan di dalam Al-Qur’an Al-Karim. Allah berfirman:

الرَّحْمَنُ عَلَى الْعَرْشِ اسْتَوَى

Artinya: “(yaitu) Yang Maha Pengasih, yang bersemayam di atas `Arsy”. (Surat Tha Ha: 5).

يَا أَبَتِ إِنِّي أَخَافُ أَنْ يَمَسَّكَ عَذَابٌ مِنَ الرَّحْمَنِ فَتَكُونَ لِلشَّيْطَانِ وَلِيًّا

Artinya: ” Wahai ayahku! Aku sungguh khawatir engkau akan ditimpa azab dari Tuhan Yang Maha Pengasih, sehingga engkau menjadi teman bagi setan”. (Surat Maryam: 45).

رَبِّ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ وَمَا بَيْنَهُمَا الرَّحْمَٰنِ ۖ لَا يَمْلِكُونَ مِنْهُ خِطَابًا

Artinya: “Tuhan yang memelihara langit dan bumi dan apa yang ada di antara keduanya; Yang Maha Pemurah. Mereka tidak dapat berbicara dengan Dia”. (Surat An-Naba’: 37).

وَكَانَ بِالْمُؤْمِنِينَ رَحِيمًا

Artinya: “Dan Dia Maha Penyayang kepada orang-orang yang beriman”. (Surat Al-Ahdzab: 43).

Asy-Syaikh Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin berkata: “Ar-rahmaan” adalah satu nama dari nama-nama yang khusus bagi Allah `azza wa jalla, tidak boleh disandang atau disematkan pada selain Allah. Adapun arti dari “ar-rahmaan” adalah yang memiliki sifat pengasih yang sangat luas. Ar-rahiim” adalah satu nama dari nama-nama Allah yang disandang oleh Allah dan boleh juga disematkan oleh selain Allah. Adapun arti dari “ar-rahiim” yang memiliki rahmat yang senantiasa mengalir sambung-bersambung.

Sehingga “ar-rahmaan” artinya yang memiliki rahmat yang luas, dan “ar-rahiim” artinya yang memiliki rahmat yang senantiasa mengalir sambung-bersambung. Apabila kita gabungkan maka yang dimaksud “ar-rahiim’ adalah (Allah) yang menyalurkan rahmat-Nya kepada hamba-hamba yang dikehendaki-Nya. Sebagaimana dalam firman-Nya:

يُعَذِّبُ مَنْ يَشَاءُ وَيَرْحَمُ مَنْ يَشَاءُ وَإِلَيْهِ تُقْلَبُونَ

Artinya: “Dia (Allah) mengazab siapa yang Dia kehendaki, dan memberi rahmat kepada siapa yang Dia kehendaki, dan hanya kepada-Nya kamu akan dikembalikan”. (Surat Al-Ankabut: 21). (Lihat Syarhu Tsalaatsatil Ushuul, halaman 18 karya Asy-Syaikh Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin).

Kata “Ar-rahmaan” mengikuti wazan (فَعْلَانُ), di dalamnya terkandung makna sangat dan penuh atau berlebih, misalnya kata yang sewazan dengannya adalah “ghadhbaanu” berarti sangat dan penuh dengan kemarahan. Sehigga “rahmaanu” berarti sangat penuh, luas dan berlebih kasih sayangnya. Sifat ini selalu melekat pada Allah.

Kata “Ar-Rahiim” mengikuti wazan (فَعِيْلٌ) bermakna faa’il (فَاعِلٌ) pelaksana, sehingga kata tersebut menunjukkan perbuatan atau pekerjaan merahmati, mengasihi.

Oleh karena itu, paduan antara nama “Ar-Rahman” dan “Ar-Rahim” bermakna rahmat Allah ta’ala itu sangat-sangat luas dan kasih sayang-Nya akan Allah salurkan kepada makhluk-Nya.

Al-Imam Ibnu Katsir membawakan ucapan Imam Al-Qurthubi bahwa: “Ada juga yang mengatakan bahwasanya timbangan kata fa’laan tidak seperti fa’iil (rahmaan tidak seperti rahiim). Karena fa’laan tidaklah digunakan kecuali pada fi’il yang memiliki makna lebih atau sangat, seperti perkataanmu rajulun ghadhbaanu untuk menyebut seorang laki-laki yang kemarahannya memuncak. Adapun fa’iil terkadang bermakna faa’ilun (subyek) atau maf’uulun (obyek).

Beliau –rahimahullah- juga membawakan ucapan Abu ‘Ali al-Farisi berkata: “Ar-Rahmaan merupakan Nama yang bersifat umum meliputi segala bentuk kasih sayang, dan dikhususkan bagi Allah semata. Sedangkan Ar-Rahiim ditujukan hanya untuk merahmati orang-orang yang beriman. Allah berfirman:

 وَكَانَ بِالْمُؤْمِنِينَ رَحِيمًا

Artinya: “Dan Dia Maha Penyayang kepada orang-orang yang beriman”. (Surat Al-Ahdzab: 43). (Lihat Tafsir Al-Qur’an Al-`Adzim, Jilid 1 Hal. 26, Cet. Maktabah Ar-Rusyd. Karya Al-Imam Ibnu Katsir).

Dari penjelasan ini kita ketahui bahwa Ar-Rahmaan itu cakupan rahmatnya luas, sedangkan Ar-Rahiim cakupan rahmatnya khusus kepada mereka yang beriman. Makhluk Allah itu ada yang kafir ada pula yang mukmin. Pertanyaannya: Allah memberikan rahmat-Nya ataukah tidak kepada orang kafir? Jawabannya: iya, bahkan kita dapati orang-orang kafir kadang tertawanya lebih banyak di dunia ini, tertawa karena perkara-perkara dunia. Jadi orang kafir pun –sangkin luasnya rahmat Allah- diberi kasih sayang secara umum oleh Allah, Allah beri mereka makan, Allah beri mereka minum, Allah beri mereka pakaian, Allah beri mereka sinar matahari di saat siang, Allah ijinkan tinggal di bumi, Allah ijinkan bernafas, bahkan tidak sedikit yang Allah fasilitasi dengan kendaraan mewah. Kenapa Allah memberi bagian dunia ini kepada orang kafir??? Karena dunia ini tidak ada nilai harganya di sisi Allah walau seberat sayap nyamuk. Nah, karena dunia ini tidak ada hargnya di sisi Allah, maka diberikan kepada siapa saja, baik yang mukmin atau pun kafir.

Rasulullah –shallallah `alaihi wa sallam- bersabda:

لَوْ كَانَتِ الدُّنْيَا تَعْدِلُ عِنْدَ اللَّهِ جَنَاحَ بَعُوضَةٍ مَا سَقَى كَافِرًا مِنْهَا شَرْبَةَ مَاءٍ

Artinya: “Seandainya dunia ini di sisi Allah memiliki nilai seharga dengan sayap nyamuk niscaya Allah tidak akan memberi minum kepada orang kafir walau seteguk air”. (Riwayat At-Tirmidzi no. 2320 dan dia berkata: hadits hasan sahih. Ash-Shahiihah no. 940).

Maka dari itu jangan bangga bila kita termasuk yang dibukakan pintu dunia, karena orang-orang kafir pun sama dalam hal ini. Namun berbahagialah bila dikarunia pintu-pintu amal shalih, karena kebaikan itu adalah ketika seseorang di atas Islam dan keislamannya terus semakin baik.

Intinya, bahwasanya Ar-Rahman itu nama Allah yang mengandung sifat kasih sayang yang mencakup seluruh makhluk-Nya baik yang mukmin maupun yang kafir. Sedangkan Ar-Rahim adalah nama Allah yang mengandung sifat kasih sayang yang hanya Allah berikan kepada orang-orang yang beriman, sebagaimana firman Allah:

وَكَانَ بِالْمُؤْمِنِينَ رَحِيمًا

Artinya: “Dan Dia Maha Penyayang kepada orang-orang yang beriman”. (Surat Al-Ahdzab: 43).

Ibnu ‘Abbas -radhiyallaahu ‘anhuma- berkata: “Keduanya (Ar-Rahman dan Ar-Rahim) adalah dua nama yang mengandung kelembutan (sifat rahmat). Dan salah satunya lebih lembut dari yang lainnya, yakni lebih banyak mengandung rahmat”. (Lihat Tafsir Al-Qur’an Al-`Adzim, Jilid 1 Hal. 26, Cet. Maktabah Ar-Rusyd. Karya Al-Imam Ibnu Katsir).

Ibnu Jarir meriwayatkan: Telah berkata kepada kami As-Sarri bin Yahya At-Tamimi, telah berkata kepada kami `Utsman bin Zufar, aku mendengar Al-‘Azrami berkata tentang Ar-Rahmaan Ar-Rahiim, ia berkata: “Ar-Rahmaan untuk seluruh makhluk dan Ar-Rahiim untuk orang-orang yang beriman”.

Mereka mengatakan: Karena itulah Allah -Subhaanahu wa Ta’aala- berfirman:

ثُمَّ اسْتَوَى عَلَى الْعَرْشِ الرَّحْمَنُ

Artinya: “Kemudian Dia bersemayam di atas ‘Arsy, (Dialah) Yang Maha Pemurah”. (Surat Al-Furqaan: 59).

Dan Dia berfirman:

 الرَّحْمَنُ عَلَى الْعَرْشِ اسْتَوَى

Artinya: “(yaitu) Yang Maha Pengasih, yang bersemayam di atas `Arsy”. (Surat Tha Ha: 5).

Dia menyebutkan istiwa’ (bersemayam) dengan Nama Ar-Rahman untuk meliputi seluruh makhluk dengan rahmat-Nya. (bukan dengan Ar-Rahim).

Tetapi Allah berfirman dalam ayat yang lain:

وَكَانَ بِالْمُؤْمِنِينَ رَحِيمًا

Artinya: “Dan Dia Maha Penyayang kepada orang-orang yang beriman”. (Surat Al-Ahdzab: 43).

Dalam ayat ini Allah mengkhususkan dengan Nama Ar-Rahim (karena memang Ar-Rahim adalah untuk mereka yang beriman saja). (Lihat Tafsir Al-Qur’an Al-`Adzim, Jilid 1 Hal. 27, Cet. Maktabah Ar-Rusyd. Karya Al-Imam Ibnu Katsir).

Asy-Syaikh Abdurrazzaq bin Abdul Muhasin Al-Badr mengatakan: “sifat kasih sayang Allah Ta`ala selalu mendahului dan lebih mendominasi sifat Murka-Nya. Imbas dari kasih sayang Allah ini terlihat jelas pada makhluk hidup dan tak dapat dipungkiri oleh siapapun. Kasih sayang Allah ini memenuhi seisi langit dan bumi, bahkan juga memenuhi isi hati manusia sehingga mereka dapat saling menyayangi dengan kasih sayang yang Allah sebarkan ke dalam lubuk hati mereka. Tidak hanya manusia, bahkan hewan sebagai makhluk yang tidak mendapatkan manfaat, siksa, dan pahala dari Allah pun memiliki rasa kasih sayang kepada anaknya. Apa yang kita saksikan melalui perhatian dan belas kasih makhluk Allah ini kepada anak-anaknya menunjukkan beta LUASNYA RAHMAT ALLAH TA`ALA.

Sifat kasih sayang Allah ini juga terlihat jelas dalam perintah dan syari`at-Nya. (Lihat kitab Fiqhul Asma-il Husna, hal. 84. Karya Asy-Syaikh Abdurrazzaq bin Abdul Muhsin Al-Abbad).

Tidak hanya di dunia, di akhirat bahkan rahmat Allah lebih luas lagi. Asy-Syaikh Abdurrazzaq bin Abdul Muhasin Al-Badr mengatakan: “pada hari kiamat, Allah mengkhususkan rahmat, karunia, dan kebaikan bagi manusia yang beriman kepada-Nya dan para Rasul-Nya. Allah memuliakan mereka dengan pemaafan, dan pengampunan yang tidak dapat digambarkan oleh lisan dan tulisan. Di dalam hadits disebutkan:

إِنَّ لِلَّهِ مِائَةَ رَحْمَةٍ أَنْزَلَ مِنْهَا رَحْمَةً وَاحِدَةً بَيْنَ الْجِنِّ وَالْإِنْسِ وَالْبَهَائِمِ وَالْهَوَامِّ، فَبِهَا يَتَعَاطَفُونَ، وَبِهَا يَتَرَاحَمُونَ، وَبِهَا تَعْطِفُ الْوَحْشُ عَلَى وَلَدِهَا، وَأَخَّرَ اللهُ تِسْعًا وَتِسْعِينَ رَحْمَةً، يَرْحَمُ بِهَا عِبَادَهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ

Artinya: “Sesungguhnya Allah memiliki 100 rahmat. Salah satu di antaranya diturunkannya kepada kaum jin, manusia, hewan, dan tetumbuhan. Dengan rahmat itulah mereka saling berbelas kasih dan menyayangi. Dengannya pula binatang liar mengasihi anaknya. Dan Allah mengakhirkan 99 rahmat untuk Dia curahkan kepada hamba-hamba-Nya pada hari kiamat”. (Riwayat Al- Bukhari no. 6104 dan Muslim no. 2725; lafal hadits ini milik Muslim dari Abu Hurairah radhiallahu ‘anhu). (Lihat kitab Fiqhul Asma-il Husna, hal. 84. Karya Asy-Syaikh Abdurrazzaq bin Abdul Muhsin Al-Abbad).

Kasih sayang Allah yang Allah berikan di hari kiamat hanyalah untuk orang-orang yang semasa di dunianya beriman kepada Allah. Rahmat Allah bagi orang-orang kafir hanya terbatas di dunia. Dengan kata lain, tak ada rahmat sejati bagi mereka. Keadaan mereka nantinya di akhirat seperti yang Allah firmankan:

رَبَّنَا أَخْرِجْنَا مِنْهَا فَإِنْ عُدْنَا فَإِنَّا ظَالِمُونَ

Artinya: “Wahai Tuhan kami, keluarkanlah kami daripadanya (dan kembalikanlah kami ke dunia), maka jika kami kembali (juga kepada kekafiran), sesungguhnya kami adalah orang-orang yang zalim”. (Surat Al-Mu’minun: 107).

Tak ada rahmat bagi mereka pada hari itu. Yang ada hanya keadilan! Allah berfirman kepada mereka:

قَالَ اخْسَؤُوا فِيهَا وَلَا تُكَلِّمُونِ

Artinya: “Allah berfirman: Tinggallah dengan hina di dalamnya, dan janganlah kamu berbicara dengan-Ku”. (Surat Al-Mu’minun: 108).

Asy-Syaikh Abdurrazzaq bin Abdul Muhasin Al-Badr mengatakan: “Sesungguhnya kasih sayang Allah Ta`ala jauh melebihi kasih sayang satu sama lain di antara hamba-hamba-Nya, betapa pun tingginya nilai kasih sayang dan saling menyayangi itu di tengah mereka. Dalam Ash-Shahihain dari `Umar bin Al-Khaththab ia berkata:

قَدِمَ عَلَى النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ سَبْيٌ، فَإِذَا امْرَأَةٌ مِنَ السَّبْيِ قَدْ تَحْلُبُ ثَدْيَهَا تَسْقِي، إِذَا وَجَدَتْ صَبِيًّا فِي السَّبْيِ أَخَذَتْهُ، فَأَلْصَقَتْهُ بِبَطْنِهَا وَأَرْضَعَتْهُ، فَقَالَ لَنَا النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «أَتُرَوْنَ هَذِهِ طَارِحَةً وَلَدَهَا فِي النَّارِ» قُلْنَا: لاَ، وَهِيَ تَقْدِرُ عَلَى أَنْ لاَ تَطْرَحَهُ، فَقَالَ: لَلَّهُ أَرْحَمُ بِعِبَادِهِ مِنْ هَذِهِ بِوَلَدِهَا

Artinya: “suatu ketika didatangkan di hadapan Rasulullah -shallallahu ‘alaihi wa sallam- serombongan tawanan perang. Ternyata ada seorang perempuan yang ikut dalam rombongan itu. Dia sedang mencari-cari sesuatu -yaitu anaknya, pent-. Ketika dia menjumpai bayi di antara rombongan tawanan itu maka dia pun langsung mengambil dan memeluknya ke perutnya dan menyusuinya. Maka Rasulullah -shallallahu ‘alaihi wa sallam- pun berkata kepada kami: “Apakah menurut kalian perempuan ini akan tega melemparkan anaknya ke dalam kobaran api?”. Maka kamipun menjawab: “Tentu saja dia tidak akan mau melakukannya, demi Allah. Walaupun dia sanggup, pasti dia tidak mau melemparkan anaknya -ke dalamnya-“. Maka Rasulullah -shallallahu ‘alaihi wa sallam- pun mengatakan: “Sungguh, Allah jauh lebih menyayangi hamba-hamba-Nya dibandingkan -kasih sayang- perempuan ini kepada anaknya”. (Riwayat Al-Bukhari no. 5999 dan Muslim no. 2754, dan lafadz ini ,ilik Muslim).

Manusia yang paling menyayangi manusia lainnya adalah seorang ibu yang menyayangi anaknya. Kasih sayang seorang ibu tidak tergantikan oleh kasih sayang manusia lainnya. Sesungguhnya Allah jauh lebih menyayangi  hamba-Nya dibanding kasih sayang seorang ibu kepada anaknya. Bahkan jika dikumpulkan dari seluruh kasih sayang dari semua orang penyayang di dunia ini, tidak akan dapat menyamai sedikit pun kasih sayang Allah, Yang Maha Penyayang di antara para penyayang. (Lihat kitab Fiqhul Asma-il Husna, hal. 85. Karya Asy-Syaikh Abdurrazzaq bin Abdul Muhsin Al-Abbad).

Asy-Syaikh Abdurrazzaq bin Abdul Muhasin Al-Badr mengatakan: “Seorang hamba itu setiap kali memperbanyak ketaatan dan menambah kedekatan dirinya kepada Rabb-nya maka bagian rahmat Allah yang diperolehnya juga akan semakin bertambah banyak.

Allah –Subhanahu Wa Ta`ala- berfirman:

وَهَـذَا كِتَابٌ أَنزَلْنَاهُ مُبَارَكٌ فَاتَّبِعُوهُ وَاتَّقُواْ لَعَلَّكُمْ تُرْحَمُونَ

Artinya: “Dan Al Quran itu adalah kitab yang Kami turunkan yang diberkati, maka ikutilah dia dan bertakwalah agar kamu diberi rahmat”. (Surat Al-An’am: 155).

وَأَقِيمُوا الصَّلَاةَ وَآتُوا الزَّكَاةَ وَأَطِيعُوا الرَّسُولَ لَعَلَّكُمْ تُرْحَمُونَ

Artinya: “Dan dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat, dan taatilah rasul, supaya kamu diberi rahmat”. (Surat An-Nur: 56).

إِنَّ رَحْمَتَ اللّهِ قَرِيبٌ مِّنَ الْمُحْسِنِينَ

Artinya: “Sesungguhnya rahmat Allah amat dekat kepada orang-orang yang berbuat baik”. (Surat Al-A’raf: 56).

Dan ayat-ayat yang semakna dengan ini sangatlah banyak. (Lihat kitab Fiqhul Asma-il Husna, hal. 85. Karya Asy-Syaikh Abdurrazzaq bin Abdul Muhsin Al-Abbad).

FAIDAH DARI PEMBAHASAN INI:

1). Ar-Rahman itu nama Allah yang mengandung sifat kasih sayang yang mencakup seluruh makhluk-Nya baik yang mukmin maupun yang kafir. Sedangkan Ar-Rahim adalah nama Allah yang mengandung sifat kasih sayang yang hanya Allah berikan kepada orang-orang yang beriman.

2). Paduan antara nama “Ar-Rahman” dan “Ar-Rahim” bermakna rahmat Allah ta’ala itu sangat-sangat luas dan kasih sayang-Nya akan Allah salurkan kepada makhluk-Nya.

3). Karena Allah memiliki sifat Ar-Rahman, maka diberilah belas kasih secara umum kepada semua makhluknya, termasuk mereka yang kafir tetap Allah beri mereka makan, minum, pakaian, tempat tinggal dan fasilitas dunia lainnya, karena dunia ini tidak ada harganya di sisi Allah Ta`ala.

4). Allah memiliki 100 rahmat. Salah satu di antaranya diturunkannya ke dunia. Dengan rahmat itulah mereka saling berbelas kasih dan menyayangi. Dengannya pula binatang liar mengasihi anaknya. Dan masih 99 rahmat lagi Allah tanggguhkan untuk diberikan di akhirat.

5). Kasih sayang Allah yang Allah berikan di hari kiamat hanyalah untuk orang-orang yang semasa di dunianya beriman kepada Allah.

6). Sesungguhnya Allah jauh lebih menyayangi  hamba-Nya dibanding kasih sayang seorang ibu kepada anaknya. Bahkan jika dikumpulkan dari seluruh kasih sayang dari semua orang penyayang di dunia ini, tidak akan dapat menyamai sedikit pun kasih sayang Allah, Yang Maha Penyayang di antara para penyayang.

7). Di antara sebab datangnya rahmat Allah adalah dengan memperbanyak ketaatan dan menambah kedekatan diri kepada-Nya.

8). Ketahuilah! Semoga Allah merahmati kita, di antara manfaat mengimani nama Allah “Ar-Rabb” adalah sebagai berikut:

==Mengimani nama Allah tersebut akan menambah rasa syukur kita kepada Allah, karena berbagai nikmat yang dikaruniakan Allah kepada kita, adalah semata-mata buah dari kasih sayang-Nya.

==Memahami besarnya nikmat Islam dan Iman, karena kasih sayang Allah ada yang Allah khususkan hanya untuk mereka yang beriman.

==Menepis keangkuhan hati yang merasa paling belas kasih, karena ada yang Maha Pengasih di mana kasih sayang-Nya mengalahkan semua kasih sayang makhluk yang ada di dunia.

Semoga bermanfaat.

|Kotaraya, Sulawesi Tengah. Kamis, 10 Al-Muharram 1439 H/20 September 2018 M.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *