FAEDAH ASMA’UL HUSNA (Bagian 2) NAMA ALLAH AR-RABB

Ditulis Oleh: Mukhlisin Abu Uwais

Ar-Rabb merupakan satu nama Allah yang mulia. Nama ini disebutkan di dalam Al-Qur’an dalam berbagai konteks dan bentuk kalimat yang berjumlah lebih dari 500 kali.

Beberapa dalil tentang nama Allah “Ar-Rabb” ini adalah firman Allah Ta`ala:

الْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ

Artinya: “Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam”. (Surat Al-Fatihah: 2).

قُلْ إِنَّ صَلاتِي وَنُسُكِي وَمَحْيَايَ وَمَمَاتِي لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ

Artinya: “Katakanlah (Muhammad), “Sesungguhnya salatku, ibadahku, hidupku dan matiku hanyalah untuk Allah, Tuhan seluruh alam”. (Surat Al-An`am: 162).

قُلْ أَغَيْرَ اللَّهِ أَبْغِي رَبًّا وَهُوَ رَبُّ كُلِّ شَيْءٍ

Artinya: “Katakanlah (Muhammad), “Apakah (patut) aku akan mencari Tuhan selain Allah, padahal Dialah Tuhan bagi segala sesuatu”. (Surat Al-An`am: 164).

سَلامٌ قَوْلا مِنْ رَبٍّ رَحِيمٍ

Artinya: “(Kepada mereka dikatakan), “Salam,” sebagai ucapan selamat dari Tuhan Yang Maha Penyayang”. (Surat Yaa Siin: 58).

رَبُّ السَّمَاوَاتِ وَالأرْضِ وَمَا بَيْنَهُمَا الْعَزِيزُ الْغَفَّارُ

Artinya: “(yaitu) Tuhan langit dan bumi dan apa yang ada di antara keduanya, Yang Mahaperkasa lagi Maha Pengampun”. (Surat Shaad: 66).

Rabb adalah bentuk mashdar, berasal dari kata rabba yarubbu yang ber­arti “mengembang­kan sesuatu dari satu keadaan pada keadaan lain, sampai pada keadaan yang sempurna”. Jadi Rabb adalah kata mashdar yang dipinjam untuk fa’il (pelaku).

Kata-kata Ar-Rabb tidaklah disebutkan secara sendirian kecuali berarti untuk Allah Yang menjamin kemaslahatan seluruh makhluk.

Adapun jika di-idhafah-kan (disandarkan kepada yang lain), maka hal itu bisa untuk Allah dan bisa untuk selain-Nya. Contoh saat kata Rabb yang dimaksud adalah Allah misalnya seperti firman Allah -Subhannahu wa Ta’ala-:

رَبِّ الْعَالَمِينَ

Artinya: “Rabb semesta alam”. (Surat Al-Fatihah: 2)

Contoh saat kata Rabb yang dimaksud adalah selain Allah misalnya seperti firman Allah -Subhannahu wa Ta’ala-:

ارْجِعْ إِلَى رَبِّكَ

Artinya: “Kembalilah kepada tuanmu …”. (Surat Yusuf: 50).

Nama Allah “Ar-Rabb” mengandung beberapa makna sekaligus, yaitu:

  1. Penguasa
  2. Pengatur
  3. Pemilik

Ibnu Jarir ath-Thabari menjelaskan” “(Kata) ar-Rabb dalam bahasa Arab memliki beberapa (pemakaian) arti, penguasa yang ditaati di kalangan orang-orang Arab disebut rabb …, orang yang memperbaiki sesuatu dinamakan rabb …, (demikian) juga orang yang memiliki sesuatu dinamakan rabb. Terkadang kata ini juga digunakan untuk beberapa arti selain arti tersebut, akan tetapi semuanya kembali pada tiga arti tadi. Maka Rabb kita (Allah Ta’ala) yang maha agung pujian-Nya adalah penguasa yang tidak ada satupun yang menyamai dan menandingi kekuasaan-Nya, dan Dialah yang memperbaiki (mengatur semua) urusan makhluk-Nya dengan berbagai nikmat yang dilimpahkan-Nya kepada mereka, serta Dialah pemilik (alam semesta beserta isinya) yang memiliki (kekuasan mutlak dalam) menciptakan dan memerintahkan (mengatur)”. (Kitab Tafsir Ath-Thabari [I/89]).

Asy-Syaikh Abdurrahman bin Nashir As-Sadiy mengatakan: “Ar-Rabb adalah al-Murabbi (yang maha memelihara dan mengurus) seluruh makhluk-Nya dengan mengatur urusan dan (melimpahkan) berbagai macam nikmat kepada mereka”. (Lihat kitab Tafsiirul Asma-illahil husna, hal. 47).

Asy-Syaikh Muhammad bin shalih Al-Utsaimin mengatakan: “Maka ar-Rabb adalah Yang Maha Pencipta sekaligus Penguasa dan Pengatur alam semesta beserta isinya”. (Lihat kitab Syarhul arba’iin an-Nawaawiyyah, hal.43).

Al-Imam Ibnu Qayyim Al-Jauziyyah –rahimahullah- berkata: “Sesungguhnya ar-Rabb adalah yang maha kuasa, yang maha pencipta, maha mengadakan, maha membentuk rupa, yang maha hidup lagi berdiri sendiri dan menegakkan urusan makhluk-Nya, maha mengetahui, mendengar, melihat, luas kebaikan-Nya, pemberi nikmat, pemurah, maha memberi dan menghalangi, yang memberi manfaat dan mudharat, yang mendahulukan dan mengakhirkan, yang memberi petunjuk dan menyesatkan siapa yang dikehendaki-Nya (sesuai dengan hikmah-Nya yang agung), yang menganugerahkan kebahagiaan dan menyengsarakan siapa yang dikehendaki-Nya, yang memuliakan dan menghinakan siapa yang dikehendaki-Nya, dan semua makna rububiyah lainnya yang layak dimiliki-Nya dari (kandungan) nama-nama-Nya yang maha indah”. (Lihat Kitab Bada’i`ul fawa’id [II/212]).

Asy-Syaikh Abdurrazzaq bin Abdul Muhsin Al-Abbad berkata: “Sifat rububiyah Allah Ta’ala ini meliputi seluruh alam semesta beserta isinya, karena Dialah yang memelihara dan mengatur semua makhluk dengan berbagai macam nikmat yang dilimpahkan-Nya kepada mereka, Dialah yang menciptakan mereka dengan kehendak dan kekuasaan-Nya, Dialah yang menyediakan semua kebutuhan makhluk-Nya, dan Dialah yang memberikan kepada semua makhluk penciptaan yang sesuai dengan keadaan mereka kemuadian memberi petunjuk kepada mereka untuk kebaikan dalam hidup mereka. (Lihat kitab Fiqhul Asma-il Husna, hal. 80. Karya Asy-Syaikh Abdurrazzaq bin Abdul Muhsin Al-Abbad).

Beliau juga menjelaskan: Pengaturan yang Allah lakukan, kepemilikan dan penguasaan (kita singkat dengan istilah rububiyyah Allah) ini terbagi menjadi dua:

1). Pengaturan Allah yang bersifat umum, mencakup seluruh makhluk hidup, orang baik atau jahat, mukmin atau kafir, bahagaia atau sengsara, mendapat petunjuk atau tersesat. Rububiyyah Allah ini merupakan bentuk pengaturan Allah bagi mereka semua, berupa menciptakan  mereka, memberi rizki, mengelola dan memberi nikmat, memberi dan mencegah, menurunkan dan mengangkat derajat, menghidupkan dan mematikan, memberikan perlindungan dan mencabut kekuasaan, menggenggam dan membentangkan rizki, menghilangkan kesusahan dan memberi pertolongan kepada orang-orang yang membutuhkan, serta menjawab doa orang-orang yang terkena mushibah. Hal ini sebagaimana disebutkan dalam firman-Nya:

يَسْأَلُهُ مَنْ فِي السَّمَاوَاتِ وَالأرْضِ كُلَّ يَوْمٍ هُوَ فِي شَأْنٍ

Artinya: “Apa yang di langit dan di bumi selalu meminta kepada-Nya. Setiap waktu Dia dalam kesibukan”. (Surat Ar-Rahman: 29).

2). Pengaturan Allah yang bersifat khusus, yakni khusus bagi wali-wali Allah (para kekasih dan orang-orang yang dicintai-Nya). Yaitu dengan mengatur (memperbaiki mereka)  dan memberi taufiq di jalan keimanan dan melaksanakan kegiatan penghambaan (ubudiyyah) hanya kepada-Nya. Allah juga menanamkan pengenalan tentang diri-Nya dan cara kembali kepada-Nya. Allah menjauhkan mereka dari kesesatan menuju hidayah, Allah memberikan kemudahan dan menjauhkan kesusahan dari mereka. Allah memudahkan bagi mereka untuk melakukan sesuatu hal yang baik dan menjaga mereka dari segala bentuk kejahatan. (Lihat kitab Fiqhul Asma-il Husna, hal. 80-81. Karya Asy-Syaikh Abdurrazzaq bin Abdul Muhsin Al-Abbad).

Asy-Syaikh Abdurrahman bin Nashir As-Sadiy mengatakan: “(Rububiyah) yang lebih khusus dari itu adalah penjagaan-Nya terhadap hamba-hamba-Nya yang shaleh dengan memperbaiki hati, jiwa dan akhlak mereka”. (Lihat Kitab Tafsiirul Asma-illahil Husna, hal. 47).

Inilah sebabnya mengapa mayoritas doa yang diucapkan hamba-hamba Allah Ta’ala yang shaleh, yang disebutkan dalam al-Qur’an selalu diawali dengan nama Allah ar-Rabb (misalnya: Wahai Rabb kami, atau wahai Rabb-ku), karena mereka sangat mengharapkan makna yang khusus dari sifat rububiyah ini, bukan sekedar makna yang umum. Misalnya do`a mereka adalah:

Seperti contoh ayat-ayat dibawah ini,

رَبِّ انْصُرْنِي بِمَا كَذَّبُونِ

Artinya: “Ya Tuhanku, tolonglah aku karena mereka mendustakan aku”. (Surat Al-Mu’minun:26).

رَبَّنَا أَفْرِغْ عَلَيْنَا صَبْرًا

Artinya: “Ya Tuhan kami, limpahkanlah kesabaran kepada kami”. (Surat Al-Baqarah:250).

رَبِّ لَا تَذَرْنِي فَرْدًا

Artinya: “Ya Tuhanku, janganlah Engkau biarkan aku hidup seorang diri (tanpa keturunan)”. (Surat Al-Anbiya’:89).

رَبِّ إِنَّ ابْنِي مِنْ أَهْلِي

Artinya: “Ya Tuhanku, sesungguhnya anakku adalah termasuk keluargaku”. (Surat Hud:45).

رَبِّ اغْفِرْ وَارْحَمْ وَأَنْتَ خَيْرُ الرَّاحِمِينَ

Artinya: “Ya Tuhanku, berilah ampunan dan (berilah) rahmat, Engkaulah pemberi rahmat yang terbaik”. (Surat Al-Mu’minun:118).

FAIDAH DARI PEMBAHASAN INI:

1). Rabb adalah Penguasa, Pengatur, dan bermakna Pemilik, maka diri kita ini wajib meyakini bahwa hidup kita ini diatur oleh Allah, dikuasai oleh Allah, dan karena Allah-lah yang memiliki kita maka Allah berhak penuh untuk memerintah dan melarang kita.

2). Imam Ibnul Qayyim –rahimahullah- berkata bahwa konsekuensi rububiyah ada­lah adanya perintah dan larangan kepada hamba, membalas yang ber­buat baik dengan kebaikan, serta menghukum yang jahat atas kejaha­tannya. (Lihat Madarijus Salikin [I/68]).

3). Allah -Subhanahu wa Ta’ala- menciptakan manusia dengan fitrah (naluri bawaan) mengakui tauhid serta mengetahui Rabb Sang Pencipta. Allah berfirman:

فَأَقِمْ وَجْهَكَ لِلدِّينِ حَنِيفًا فِطْرَةَ اللَّهِ الَّتِي فَطَرَ النَّاسَ عَلَيْهَا لا تَبْدِيلَ لِخَلْقِ اللَّهِ ذَلِكَ الدِّينُ الْقَيِّمُ وَلَكِنَّ أَكْثَرَ النَّاسِ لا يَعْلَمُونَ

Artinya: “Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama (Allah); (tetaplah atas) fitrah Allah yang telah menciptakan manusia menurut fitrah itu. Tidak ada perubahan pada fitrah Allah. (Itulah) agama yang lurus; tetapi kebanyakan manusia ti­dak mengetahui”. (Surat Ar-Rum: 30).

Jadi mengakui rububiyah Allah dan menerimanya adalah sesuatu yang fitri (naluri bawaan setiap manusia sebelum syetan memalingkannya). Sedangkan syirik adalah unsur yang datang kemudian.

Rasulullah –shallallahu`alaihi wa sallam- bersabda:

مَا مِنْ مَولُودٍ إِلاَّ يُوْلَدُ عَلىَ الْفِطْرَةِ، فَأَبَوَاهُ يُهَوِّدَانِهِ أَوْ يُنَصِّرَانِهِ أَوْ يُمَجِّسَانِهِ

Artinya: Tidaklah setiap anak yang lahir kecuali dilahirkan dalam keadaan fitrah (Di atas kecondongan kepada Islam, cinta pada kebenaran dan membenci kebathilan). Maka kedua orangtuanyalah yang akan menjadikannya sebagai Yahudi, Nasrani, atau Majusi. (Riwayat Bukhari no. 1358, Muslim no. 2658).

Rasulullah –shallallahu `alaihi wa sallam- juga bersabda:

إِنِّي خَلَقْتُ عِبَادِي حُنَفَاءَ كُلَّهُمْ وَإِنَّهُمْ أَتَتْهُمُ الشَّيَاطِينُ فَاجْتَالَتْهُمْ عَنْ دِيْنِهِمْ

Artinya: Sesungguhnya Aku ciptakan hamba-hamba-Ku semuanya dalam keadaan lurus bertauhid (Islam), kemudian syetan mendatangi (menggoda)nya, lalu memalingkan mereka dari agamanya (supaya tersesat). (Riwayat Muslim no. 2875).

4). Ketahuilah! Semoga Allah merahmati kita, di antara manfaat mengimani nama Allah “Ar-Rabb” adalah sebagai berikut:

1). Menumbuhkan keikhlasan dalam beribadah kepada Allah dan melahirkan ketundukan yang seutuhnya di hadapan Allah. Mengapa demikian? karena keimanan terhadap Rububiyah Allah (mengimani bahwa Allah-lah Penguasa, Pengatur, dan Pemilik) itu mau atau tidak mau mesti melahirkan sikap penetapan bahwa Allahlah yang berhak diibadahi dan diberikan penghambaan diri dengan ikhlas untuk-Nya, karena Dia-lah yang menguasai kita, yang megatur kita, yang memiliki kita, yang memberi kita makan agar tidak lapar, yang memberi kita minum agar tidak haus, yang memberi kita pakaian agar tidak telanjang, dan seterusnya.

Inilah yang ditunjukkan dalam firman Allah Ta’ala:

يَا أَيُّهَا النَّاسُ اعْبُدُوا رَبَّكُمُ الَّذِي خَلَقَكُمْ وَالَّذِينَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ

Artinya: “Wahai manusia, beribadahlah kepada Rabb-mu, Yang telah menciptakanmu dan orang-orang yang sebelummu, agar kamu bertaqwa”. (Surat Al-Baqarah: 21).

2). Membawa seorang hamba menuju tingkatan ridha kepada Allah Ta’ala sebagai Rabb, yang berarti ridha kepada segala perintah dan larangan-Nya, kepada ketentuan dan pilihan-Nya, serta kepada apa yang diberikan dan yang tidak diberikan-Nya.

Ini adalah syarat untuk mencapai tingkatan ridha kepada Allah sebagai Rabb secara utuh dan sepenuhnya, dan ini merupakan ciri utama orang yang telah merasakan kemanisan dan kesempurnaan iman, sebagaimana sabda Rasulullah –shallallahu`alaihi wa sallam-:

ذَاقَ طَعْمَ الإِيمَانِ، مَنْ رَضِيَ بِالله رَبًّا، وَبِالإِسْلامَ دِيناً، وَبِمُحَمَّدٍ رَسُولاً

Artinya: “Akan merasakan kelezatan/kemanisan iman, orang yang ridha dengan Allah Ta’ala sebagai Rabb-nya dan Islam sebagai agamanya serta (nabi) Muhammad -shallallahu ‘alaihi wa sallam- sebagai Rasulnya”. (Riwayat Muslim no. 34, At-Tirmidzi no. 2623).

Semoga bermanfaat.

|Kotaraya, Sulawesi Tengah. Selasa, 02 Dzulhijjah 1439 H/14 Agustus 2018 M.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *