FAIDAH HADITS RIYADLUSH-SHALIHIN (Hadits Ke 07) ALLAH MELIHAT HATI DAN AMAL KALIAN

Ditulis Oleh: Mukhlisin Abu Uwais

وعنْ أبي هريرةَ عبدِ الرحمنِ بنِ صخرٍ رضي الله عنه قَالَ: قَالَ رَسُولُ الله صلى الله عليه وسلم: إنَّ الله لا ينْظُرُ إِلَى أَجْسَامِكُمْ، ولا إِلى صُوَرِكمْ، وَلَكن ينْظُرُ إلى قُلُوبِكمْ

Artinya: Diriwayatkan dari Abu Hurairah Abdurrahman bin Shokr -radhiyallahu `anhu- ia berkata bahwa Rasulullah -shallallahu `alaihi wa sallam- bersabda: Sesungguhnya Allah tidak melihat pada fisik kalian, tidak pula pada rupa kalian, akan tetapi pada hati kalian. (Riwayat Muslim no. 33).

 

SYARAH SINGKAT:

Imam Muslim juga meriwayatkan dalam lafadz yang sedikit berbeda dan lebih jelas, bahwa:

عَنْ أبي هُريْرة عَبْدِ الرَّحْمن بْنِ صخْرٍ رضي الله عَنْهُ قال : قالَ رَسُولُ الله صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وسَلَّم: إِنَّ الله لا يَنْظُرُ إِلى أَجْسامِكْم ، وَلا إِلى صُوَرِكُمْ ، وَلَكِنْ يَنْظُرُ إِلَى قُلُوبِكُمْ وَأَعمالِكُمْ

Artinya: “Diriwayatkan dari Abu Hurairah Abdurrahman bin Shokr -radhiyallahu `anhu- ia berkata bahwa Rasulullah -shallallahu `alaihi wa sallam- bersabda: Sesungguhnya Allah tidak melihat pada fisik kalian, tidak pula pada rupa kalian, akan tetapi pada hati kalian dan amal-amal kalian. (Riwayat Muslim no. 33).

Kemudian Syaikh Muhammad Nashiruddin Al Albani berkomentar: “Dalam riwayat Muslim dan lainnya ada tambahan وَ أَعْمَالِكُمْ dan tambahan ini sangat penting, karena kebanyakan kaum muslimin memahami hadits di atas tanpa ada tambahan ini dengan pemahaman yang salah. Apabila Anda menyuruh mereka dengan perintah syariat yang bijaksana, seperti diperintahkan untuk memelihara atau memanjangkan jenggot dan tidak boleh menyerupai orang kafir dan selain itu dari beban syariat, mereka akan menjawab ‘yang penting adalah hati’. Mereka berdalil dengan hadits di atas. Mereka tidak mengetahui tambahan yang shahih ini, yang menunjukkan bahwa Allah yang Maha Mulia dan Maha Tinggi melihat juga kepada amal mereka. Bila amal baik (sesuai dengan sunnah Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam), maka Allah akan menerimanya. Dan jika tidak baik, maka Allah akan menolaknya, sebagaimana terdapat dalam nash-nash shahih, seperti sabda Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam :

مَنْ أَحْدَثَ فِي أَمْرِنَا هَذَا مَا لَيْسَ مِنْهُ فَهُوَ رَدٌّ

Artinya: “Barangsiapa yang mengada-ngada dalam urusan (agama) kami ini, sesuatu yang bukan bagian darinya, maka ia tertolak”. (HR Al-Bukhari no. 2697 dan Muslim no. 1718 dari Aisyah Radhiyallahu anha).

Sesungguhnya tidak mungkin dapat dibayangkan baiknya hati, kecuali dengan baiknya amal dan tidak ada baiknya amal, melainkan dengan baiknya hati. (Lihat: Riyadhush Shalihin no. 8, tahqiq Syaikh Al-Albani).

 

FAIDAH HADITS:

1). Allah tidak akan memberi ganjaran terhadap bentuk tubuh atau rupa manusia atau banyaknya harta, karena dzat manusia (tubuh manusia) tidak dibebani hukum. Adapun yang terbebani hukum adalah perbuatan yang berkaitan dengan diri manusia.

2). Demikian pula Allah tidak melihat sifat dan bentuk yang di luar manusia, seperti : rupa, putih, tinggi, pendek dan lainnya untuk sebuah penilain (pahala) kepada hamba-Nya.

3). Allah tidak melihat fisik, nasab, harta, karena itu semua tidak ada nilai istimewanya di sisi Allah. Bahkan dunia dan seisinya saja tidak sebanding dengan sayap nyamuk. Rasulullah -shallallahu `alaihi wa sallam- bersabda:

لَوْ كَانَت الدُّنْيَا تَعْدِلُ عِنْدَ الله جَنَاحَ بَعُوضَةٍ ، مَا سَقَى كَافِراً مِنْهَا شَرْبَةَ مَاءٍ

Artinya: “Seandainya dunia ini di sisi Allah senilai harganya dengan sayap nyamuk niscaya Allah tidak akan memberi minum kepada orang kafir walau seteguk air”. (HR. At-Tirmidzi no. 2320).

4). Hubungan antara Allah dengan hamba-Nya adalah berdasarkan ketaqwaan, maka barangsiapa yang lebih bertaqwa kepada Allah maka dia lebih dekat kepada Allah dan lebih mulia di sisi-Nya. Allah berfirman:

يَٰٓأَيُّهَا ٱلنَّاسُ إِنَّا خَلَقۡنَٰكُم مِّن ذَكَرٖ وَأُنثَىٰ وَجَعَلۡنَٰكُمۡ شُعُوبٗا وَقَبَآئِلَ لِتَعَارَفُوٓاْۚ إِنَّ أَكۡرَمَكُمۡ عِندَ ٱللَّهِ أَتۡقَىٰكُمۡۚ إِنَّ ٱللَّهَ عَلِيمٌ خَبِيرٞ  ١٣

Artinya: “Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling takwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal”. (Surat Al-Hujurat: 13).

5). Tidak ada gunanya menyombongkan harta, fisik, anak-anak, istana, kendaraan dan apapun yang ada di dunia ini.

6). Allah memberi pahala berdasarkan niat yang ada di dalam hati hamba-Nya, bisa jadi seseorang ibadahnya terlihat sama di pandangan manusia saat berjejer sholat dengan seseorang yang di sampingnya, gerakannya sama, shafnya sama, imamnya sama, tetapi nilai sholatnya belum tentu sama, bisa jadi ada yang sholat karena Allah, ada yang sholat karena riya’, ada yang sholat dengan khusyu`, ada yang sholat dengan tergesa-gesa dan malas, itu semua adalah perkara yang ada di hatinya yang hanya Allah yang tahu rahasia di dalamnya. Allah berfirman:

وَٱلتَّرَآئِبِ إِنَّهُۥ رَجۡعِهِۦ لَقَادِرٞ  ٨ يَوۡمَ تُبۡلَى ٱلسَّرَآئِرُ  ٩

Artinya: “Sesungguhnya Allah benar-benar kuasa untuk mengembalikannya (hidup sesudah mati). Pada hari dinampakkan segala rahasia”. (Surat Ath-Thariq: 8-9).

7). Setiap orang wajib memperhatikan dan memperbaiki kondisi hatinya dengan terus menerus agar meraih kesucian hati, kesucian hati adalah perkara yang sangat penting. Allah berfirman

وَمَن يُرِدِ ٱللَّهُ فِتۡنَتَهُۥ فَلَن تَمۡلِكَ لَهُۥ مِنَ ٱللَّهِ شَيۡ‍ًٔاۚ أُوْلَٰٓئِكَ ٱلَّذِينَ لَمۡ يُرِدِ ٱللَّهُ أَن يُطَهِّرَ قُلُوبَهُمۡۚ لَهُمۡ فِي ٱلدُّنۡيَا خِزۡيٞۖ وَلَهُمۡ فِي ٱلۡأٓخِرَةِ عَذَابٌ عَظِيمٞ  ٤١

Artinya: “Barangsiapa yang Allah menghendaki kesesatannya, maka sekali-kali kamu tidak akan mampu menolak sesuatupun (yang datang) daripada Allah. Mereka itu adalah orang-orang yang Allah tidak hendak mensucikan hati mereka. Mereka beroleh kehinaan di dunia dan di akhirat mereka beroleh siksaan yang besar”. (Surat Al-Maidah: 41).

8). Pahala amal shalih itu bergantung pada keikhlasan dan ketulusan niat di dalam hati.

9). Perbaikan hati lebih diutamakan disbanding perbaikan wajah atau fisik lainnya.

10). Jika hati seseorang baik maka baik pula seluruh anggota tubuhnya, sebaliknya, jika hati seseorang rusak maka rusak pula seluruh anggota tubuhnya. Maka rusaknya dzahir adalah pertanda rusaknya bathin, karena tidak mungkin dzohir yang rusak adalah efek dari hati yang baik.

|Kotaraya, Sulawesi Tengah. Selasa 09 Shafar 1445 H / 26 Agustus 2023 M. Di Pesantren Minhajussunnah Kotaraya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *