YAQIN GAK PEMANASAN DULU SEBELUM RAMADHAN?

Ditulis Oleh: Mukhlisin Abu Uwais

إِنّ الْحَمْدَ ِللهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَسَيّئَاتِ أَعْمَالِنَا مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلهَ إِلاّ اللهُ وَأَشْهَدُ أَنّ مُحَمّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ

يَاأَيّهَا الّذَيْنَ آمَنُوْا اتّقُوا اللهَ حَقّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنّ إِلاّ وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ

يَاأَيّهَا النَاسُ اتّقُوْا رَبّكُمُ الّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثّ مِنْهُمَا رِجَالاً كَثِيْرًا وَنِسَاءً وَاتّقُوا اللهَ الَذِي تَسَاءَلُوْنَ بِهِ وَاْلأَرْحَام َ إِنّ اللهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيْبًا

يَاأَيّهَا الّذِيْنَ آمَنُوْا اتّقُوا اللهَ وَقُوْلُوْا قَوْلاً سَدِيْدًا يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْلَكُمْ ذُنُوْبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ اللهَ وَرَسُوْلَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيْمًا، أَمّا بَعْدُ …

فَأِنّ أَصْدَقَ الْحَدِيْثِ كِتَابُ اللهِ، وَخَيْرَ الْهَدْىِ هَدْىُ مُحَمّدٍ صَلّى الله عَلَيْهِ وَسَلّمَ، وَشَرّ اْلأُمُوْرِ مُحْدَثَاتُهَا، وَكُلّ مُحْدَثَةٍ بِدْعَةٌ وَكُلّ بِدْعَةٍ ضَلاَلَةً، وَكُلّ ضَلاَلَةِ فِي النّارِ.

Jama`ah Shalat Jum`at Yang Dimuliakan Oleh Allah.

Marilah kita bersyukur dan meningkatkan rasa syukur kita kepada Allah, karena di setiap desahan nafas dan denyutan nadi kita, selalu ada tetasan dan limpahan nikmat Allah Tabaaraka wa ta`ala.

Shalawat dan salam semoga senantiasa Allah limpahkan kepada Rasulullah -shallallahu ‘alaihi wa sallam-, nabi yang telah menjelaskan semua risalah kenabian yang Allah Allah amanahkan, hingga setiap perkara yang dapat mendekatkan seorang hamba kepada Surga Allah pasti sudah beliau jelaskan, dan setiap perkara yang dapat mendekatkan seorang hamba kepada Neraka Allah pun sudah beliau peringatkan. Beliau tidaklah meninggalkan ummatnya melainkan dalam keadaan agama ini telah terang benderang, sampai malamnya pun seperti siang.

Jama`ah Shalat Jum`at Yang Dimuliakan Oleh Allah.

Marilah kita meningkatkan ketaqwaan kita kepada Allah, dengan menjalankan perintah Allah dan menjauhi larangan-larangan-Nya. Dengan menjalankan perintah Rasulullah –shallallahu`alaihi wa sallam-dan menjauhi apa-apa yang beliau larang.

Sidang Jama`ah Shalat Jum`at Yang Dimuliakan Oleh Allah.

Hari ini adalah hari Jum`at pertama di bulan Sya`ban, artinya tinggal beberapa pekan bahkan hari lagi kita sudah berada di bulan Ramadhan.

Ramadhan adalah tamu yang bukan sembarang tamu, kedatangannya bukan membawa oleh-oleh makanan atau minuman, namun kehadirannya bahkan selalu diiringi dengan ampunan.

Namun, tidak semua orang yang didatangi bulan tersebut mendapat ampunan, karena di sana ada orang-orang yang celaka yaitu yang tidak mendapat ampunan meskipun ampunan Allah sedang diluaskan dan dimudahkan dalam meraihnya.

Rasulullah –shallallahu`alaihi wa sallam- bersabda: SUNGGUH SANGAT TERHINA, SANGAT CELAKA.

Hadirin jama`ah sholat Jum`at yang berbahagia.

Coba perhatikan sabda Nabi tersebut, nabi mengatakan SUNGGUH SANGAT CELAKA. Kira-kira kesalahan apa yang diperbuat orang tersebut sampai-sampai Nabi mendoakan celaka. Padahal Nabi pernah dihina, dicaci, dilempari batu hingga berdarah, dilumuri dengan kotoran, namun Nabi tak mendoakan CELAKA untuk mereka. Giliran ini, ada sabda Nabi yang isinya adalah sambutan dan vonis kecelakaan, ada apa gerangan? Apa kesalahannya?

وَرَغِمَ أَنْفُ رَجُلٍ دَخَلَ عَلَيْهِ رَمَضَانُ ثُمَّ انْسَلَخَ قَبْلَ أَنْ يُغْفَرَ لَهُ

Artinya: “Sungguh sangat terhina dan rendah seseorang yang datang kepadanya bulan Ramadhan kemudian bulan tersebut berlalu namun dirinya belum diampuni (dosa-dosanya)”. (Riwayat At-Tirmidzi no. 3545, Dishahihkan oleh Al-Imam Al-Albani dalam Shahih At-Tirmidzi).

Di antara persiapan yang terpuji untuk menyambut bulan Ramadan adalah :

1). Ilmui, jangan mendadak.

Ilmui tentang Ramadhan sejak sekarang, bahkan mestinya sejak sebelum dekat-dekat Ramadhan. Kenapa? Coba perhatikan!! Bila ada sopir rental yang penumpangnya sudah siap berangkat namun dia baru mulai belajar dan buka-buka tutorial cara menyopir mobil, kira-kira sopir ini termasuk sopir yang siap atau tidak?? TIDAK. Bahkan cara membawa mobilnya akan berantakan dan oleng. Begitu pun dengan mereka yang baru siap-siap memasuki bulan Ramadhan dan baru belajar ketika Ramadhan sudah siap start, maka orang tersebut akan gagap dalam amalan Ramadhannya.

Hadirin jama`ah sholat Jum`at yang berbahagia.

2). Pemanasan, jangan sok ahli.

Perhatikan permisalan yang lain, sungguh kita sangat butuh yang namanya persiapan Ramadhan, pemanasan Ramadhan. Hampir setiap jenis pertandingan dalam olah Raga, sebelum berjuang di lapangan pasti pemainnya melakukan pemanasan, tidak ada atlit yang sebelum terjun ke lapangan itu disuruh tidur-tiduran terlebih dahulu, meskipun sekedar pemain cadangan. Tujuannya apa?? Bila seorang pemain langsung terjun ke lapangan tanpa pemanasan maka dikhawatirkan kakinya akan keram. Begitu juga kenapa banyak orang yang baru start sehari atau dua hari di bulan Ramadhan badannya sudah lelah?, semangatnya sudah keram?, gampang malas?, karena persiapannya dadakan.

Maka yang pertama yang mesti kita persiapkan adalah ilmu. Dengan ilmu ini kita akan mengetahui balasan kebaikan apa saja yang akan kita dapatkan bila kita berpuasa dan beramal sholih di bulan Ramadhan. Bila tanpa ilmu maka biasannya seseorang ketika kedatangan bulan ampunan tersebut bukannya bergembira tetapi malah merasa sempit dada. Ini menunjukkan kurangnya ilmu, baik tentang fiqih Ramadhannya maupun motifasi yang ada di dalamnya.

Hadirin jama`ah sholat Jum`at yang berbahagia.

Sekali lagi, seahli apapun pemain bola, petinju, dan oleh raga lainnya, tetap butuh pemanasan sebelum bertanding. Nah kita, seahli apa sih kita dalam membaca Al-Qur’an sebelum Ramadhan? Seahli apa sih kita dalam berpuasa sebelum Ramadhan? Seahli apa sih kita dalam sholat malam sebelum Ramadhan? Kok sok-sokan mau bertanding dengan langsung tanpa pemanasan?? Belum lagi di bulan ramadhan itu banyak godaanya, bukan cuma Allah yang ngasih diskon pahala, mall, pasar, toko juga lagi serru-serrunya ngasih diskon harga, maka siapa yang tidak punya persiapan, dia bagaikan pepatah jauh panggang dari api untuk meraih keutamaan Ramadhan.

Rasulullah –shallallahu`alaihi wa sallam- bersabda:

عَنْ عَائِشَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهَا قَالَتْ : كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَصُومُ حَتَّى نَقُولَ لا يُفْطِرُ وَيُفْطِرُ حَتَّى نَقُولَ لا يَصُومُ ، فَمَا رَأَيْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ اسْتَكْمَلَ صِيَامَ شَهْرٍ إِلا رَمَضَانَ

Artinya: “Dari ‘Aisyah -radhiallahu ’anha-: “Terkadang Nabi -shallallahu `alaihi wa sallam- puasa beberapa hari sampai kami katakana: beliau tidak pernah tidak berpuasa, dan terkadang beliau tidak berpuasa terus, hingga kami katakan: beliau tidak sedang melakukan puasa. Dan aku tidak melihat Rasulullah -sallallahu `alaihi wa sallam- menyempurnakan puasa sebulan penuh selain di bulan Ramadan dan aku tidak melihat Rasulullah -sallallahu `alaihi wa sallam- memperbanyak berpuasa selain di bulan Sya`ban”. (Riwayat Al-Bukhari no. 1969, Muslim no 1156).

Dari Usamah bin Zaid -radhiallahu ’anhu-, dia berkata: “Saya bertanya, Wahai Rasulullah saya tidak pernah melihat anda berpuasa di antara bulan-bulan yang ada seperti engkau berpuasa pada bulan Sya’ban?” (Beliau) bersabda: “Itu adalah bulan yang sering diabaikan orang, antara Rajab dan Ramadan. Yaitu bulan yang di dalamnya diangkat amal (seorang hamba) kepada Tuhan seluruh alam. Dan aku senang saat amalanku diangkat, aku dalam kondisi berpuasa”. (Riwayat Nasa’i no. 2357, dinyatakan  hasan oleh Al-Albany dalam shahih Nasa’i).

Dalam hadits tersebut dijelaskan hikmah berpuasa pada bulan Sya’ban, apa hikmahnya? Di antaranya yaitu bulan diangkatnya amalan. Sebagian ulama menyebutkan hikmah lainnya, yaitu bahwa puasa (pada bulan Sya’ban) kedudukannya seperti sholat sunnah qabliyah dalam shalat fardhu. Agar jiwa merasa siap dan bersemangat dalam menunaikan kewajiban. Demikianlah yang dikatakan terhadap puasa di bulan Sya’ban sebelum Ramadan.

Hadirin jama`ah sholat Jum`at yang berbahagia.

Di bulan Rajab, para salafush-shalih semakin memfokuskan diri untuk membaca Al Qur`an meski Ramadhan belum tiba, itu di bulan Rajab, nah ini kita sekarang di bulan apa? Sudah di bulan Sya`ban.

Amru bin Qais Al-Mula’i jika telah memasuki bulan Sya’ban, maka ia menutup kedainya, (tokonya, mallnya, pasarnya) dan menyibukkan diri dengan membaca Al Qur`an. (Latha`if Al Ma’arif, Cet. Al-Maktab Al-Islamiy, Hal. 242. Karya Ibnu Rajab Al-Hanbaliy).

Diriwayatkan dari Anas bin Malik bahwasannya umat Islam di masa beliau jika memasuki bulan Sya’ban, maka mereka sibuk dengan mushaf-mushaf dan mereka membacanya, mereka juga mengeluarkan zakat dari harta-harta mereka untuk memperkuat orang-orang yang lemah dan miskin dalam menghadapi puasa Ramadhan. (Latha`if Al Ma’arif, Cet. Al-Maktab Al-Islamiy, Hal. 242. Karya Ibnu Rajab Al-Hanbaliy).

Dari apa yang disampaikan Ibnu Rajab tersebut maka kita dapat pahami bahwasannya amalan-amalan bulan Ramadhan itu sudah mulai  mereka kerjakan di bulan Sya’ban. Hal itu diperkuat dengan amalan para ulama dalam hal tersebut. Untuk apa semua itu? PEMANASAN, BIAR GAK KERAM, GAK KAGET, GAK GAMPANG DOWN.

Abu Bakr Al-Balkhi rahimahullah pernah mengatakan:

شَهْرُ رَجَب شَهْرُ الزَّرْعِ، وَشَهْرُ شَعْبَانَ شَهْرُ سُقْيِ الزَّرْعِ، وَشَهْرُ رَمَضَانَ شَهْرُ حَصَادِ الزَّرْعِ

Artinya: “Bulan Rajab adalah bulan menanam, bulan Sya’ban adalah bulan menyirami tanaman dan bulan Sya’ban adalah bulan memanen tanaman.” Dan dia juga mengatakan:

مَثَلُ شَهْرِ رَجَبٍ كَالرِّيْحِ، وَمَثُل شَعْبَانَ مَثَلُ الْغَيْمِ، وَمَثَلُ رَمَضَانَ مَثَلُ اْلمطَرِ، وَمَنْ لَمْ يَزْرَعْ وَيَغْرِسْ فِيْ رَجَبٍ، وَلَمْ يَسْقِ فِيْ شَعْبَانَ فَكَيْفَ يُرِيْدُ أَنْ يَحْصِدَ فِيْ رَمَضَانَ.

Artinya: “Perumpamaan bulan Rajab adalah seperti angin, bulan Sya’ban seperti awan yang membawa hujan dan bulan Ramadhan seperti hujan. Barang siapa yang tidak menanam di bulan Rajab dan tidak menyiraminya di bulan Sya’ban bagaimana mungkin dia memanen hasilnya di bulan Ramadhan”. (Latha`if Al Ma’arif, Cet. Al-Maktab Al-Islamiy, Hal. 218. Karya Ibnu Rajab Al-Hanbaliy).

Kini bulan Rajab telah berlalu, kita sudah di bulan Sya`ban, lalu apa yang akan kita kerjakan pada bulan Sya’ban jika kita ingin bertemu dengan bulan Ramadan.

بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ، وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ الْآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ. أَقُوْلُ مَا تَسْمَعُوْنَ وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ لِيْ وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ الْـمُسْلِمِيْنَ مِنْ كُلِّ ذَنْبٍ، فَاسْتَغْفِرُوْهُ إِنَّهُ هُوَ اْلغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ.

KHUTBAH KEDUA

الْحَمْدُ لِلهِ رَبِ الْعَالَمِيْنَ وَالْعَاقِبَةُ لِلْمُتَّقِيْنَ وَلاَ عُدْوَانَ إِلاَّ عَلَى الظَّالِمِيْنَ، أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّداً عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الصَّادِقُ الْأَمِيْنُ، صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ والتَّابِعِيْنَ لَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ، أَمَّا بَعْد

Sidang Jama`ah Shalat Jum`at Yang Dimuliakan Oleh Allah.

3. Taubat, dengan tobat yang jujur, beneran, bukan sekedar kapok sambel.

Taubat pada dasarnya adalah kewajiban semumur hidup. Akan tetapi karena akan (menyambut) kedatangan bulan yang agung dan barokah ini, maka lebih tepat lagi jika seseorang segera  bertaubat dari dosa-dosanya yang diperbuat kepada Allah serta dosa-dosa karena hak-hak orang lain yang terzalimi.  Agar ketika memasuki bulan yang barokah ini, dia disibukkan melakukan ketaatan dan ibadah dengan dada lapang dan hati tenang.

Allah ta’ala berfirman:

وَتُوبُوا إِلَى اللَّهِ جَمِيعاً أَيُّهَا الْمُؤْمِنُونَ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ

Artinya: “Dan bertaubatlah kamu sekalian kepada Allah, hai orang-orang yang beriman supaya kamu beruntung”. (Surat An-Nur: 31).

Dan dari Al-Aghar bin Yasar -radhiallahu ’anhu- dari Nabi -sallallahu ’alaihi wa sallam-, beliau bersabda: “Wahai manusia! Bertaubatlah kepada Allah, sesungguhnya aku bertaubat (kepada Allah) dalam sehari seratus kali” (HR. Muslim, no. 2702).

Bila ada yang bertanya; mengapa mesti bertaubat untuk mempersiapkan ibadah? Jawabannya agar hati kita bersih saat beribadah, dan amal kita menjadi amalan yang dikerjakan beriring semangat. Karena banyaknya seseorang terganggu dan malas dalam amal sholih disebabkan karena dosa-dosanya sendiri.

Fudhail bin Iyadh pernah berkata: “Jika engkau tidak mampu menunaikan shalat malam dan puasa di siang hari, maka ketahuilah bahwa engkau sebenarnya sedang dalam keadaan terhalang, karena dosa-dosamu begitu banyak.”

Ibrahim bin Ad-ham pernah didatangi oleh seseorang untuk meminta nasehat agar ia bisa mengerjakan shalat malam. Beliau kemudian berkata kepadanya: “Janganlah engkau bermaksiat kepada Allah ‘Azza Wajalla di siang hari, niscaya Allah akan membangunkanmu untuk bermunajat dihadapan-Nya malam hari. Sebab munajatmu di hadapan-Nya di malam hari merupakan kemuliaan yang paling besar, sedangkan orang yang bermaksiat tidak berhak mendapatkan kemuliaan itu”.

Seseorang datang kepada Al-Imam Al-Ghazali untuk menanyakan kepada beliau mengenai sesuatu yang menyebabkannya tidak bisa bangun malam untuk mengerjakan shalat. Beliau menjawab: “Dosa dosamu telah membelenggumu, memborgolmu”.

Sufyan Ats-Tsauri pernah berkata, “Aku pernah terhalang (tidak bisa bangun) untuk mengerjakan shalat malam selama lima bulan disebabkan satu dosa yang telah aku lakukan”.

Ditanyakanlah kepada beliau, “Dosa apakah itu? “Beliau menjawab: “Aku melihat seorang laki-laki yang menangis, lalu aku katakan di dalam hatiku bahwa itu dilakukan nya sebagai bentuk kepura-puraan saja”.

Salah seorang dari kalangan ulama mengatakan: “Betapa sering sesuap makanan itu menghalangi pelaksanaan shalat malam. Betapa sering pandangan itu menghalangi seseorang dari membaca satu surat dari Al-Qur’an. Sungguh seorang hamba itu akan menyantap satu makanan atau melakukan sesuatu perbuatan yang ternyata bisa menyebabkannya tidak mampu mengerjakan shalat malam selama satu tahun”.

Intinya, terhalangnya seseorang dari ibadah adalah karena terbelenggu oleh dosanya. Maka tanyakan kepada diri masing-masing saat terhalang dari puasa, saya dosa apa ya? Saat terhalang dari membaca Al-Qur’an, saya dosa apa? Saat terhalang dari majelis ilmu, saya dosa apa ya? Bisa saja seseorang terhalang karena alasan syar`I, dan tidak sedikit yang alasan tersebut karena pintarnya syetan mengelabuhi.

Hadirin jama`ah sholat Jum`at yang berbahagia.

Masih banyak persiapan-persiapan yang lain yang mesti diupayakan menjelang bulan Ramadhan, namun di khutbah kali ini kita cukupkan dengan point ini, semoga mendatangkan keberkahan dan ilmu serta motifasi. Aamiin. Akhirnya, marilah kita berdoa kepada Allah ta`ala:

اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ، وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ

رَبَّنَا ظَلَمْنَا أَنفُسَنَا وَإِن لَّمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُونَنَّ مِنَ الْخَاسِرِينَ

رَبَّنَا اغْفِرْ لَنَا وَلِإِخْوَانِنَا الَّذِينَ سَبَقُونَا بِالْإِيمَانِ وَلَا تَجْعَلْ فِي قُلُوبِنَا غِلّاً لِّلَّذِينَ آمَنُوا رَبَّنَا إِنَّكَ رَؤُوفٌ رَّحِيمٌ

رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الْآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ

سُبْحَانَ رَبِّكَ رَبِّ العِزَّةِ عَمَّا يَصِفُوْنَ وَسَلَامٌ عَلَى الْـمُرْسَلِينَ وَالْـحَمْدُ لِلهِ ربِّ الْعَالَـمِينَ

|Disampaikan Pada Khutbah Jumat Di Masjid Al-Ijtihad Kotaraya, Sulawesi Tengah. Jum`at 04 Sya’ban 1439 H/20 April 2018 M.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *