GAUL SYAR`I DAN ASYIK (Bagian 3)

Ditulis Oleh: Mukhlisin Abu Uwais

Setelah selesai bagian pertama dan kedua, ini adalah bagian terakhir dari tiga tulisan tentang serba-serbi dalam etika bergaul agar gaulnya seseorang itu tetap dalam bingkai syariat yang indah.

9. Berbaik sangka.

Susah? Iya memang berbaik sangka itu susah, apalagi yang sudah terlanjur punya jadwal rutinitas bawaannya su’udzonn terus, maka mesti di-stop dengan peluit panjang, biar gak kebablasan.
Allah -subhanahu wa ta’ala- berfirman:

يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ ٱجۡتَنِبُواْ كَثِيرٗا مِّنَ ٱلظَّنِّ إِنَّ بَعۡضَ ٱلظَّنِّ إِثۡمٞۖ

Artinya: “Wahai orang-orang yang beriman, jauhilah banyak dari prasangka, sesungguhnya sebagian prasangka itu (adalah) dosa”. (Surat Al-Hujurat: 12).

10. Tidak gampang marah.

Fakta di mana pun (tidak cuma di lapangan), orang yang gak gampang marah akan lebih disenangi temannya. Iya kan??? Pernah ada kejadian seorang laki-laki meminta nasehat kepada Nabi, dan Nabi memberi wasiat tentang “jangan marah” kalo bahasa jawanya: “ojo nesu”.

Dalam sebuah hadits, Abu Hurairah -radhiyallahu ‘anhu- menuturkan:

أَنَّ رَجُلًا قَالَ لِلنَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: أَوْصِنِي. قَالَ: لَا تَغْضَبْ. فَرَدَّدَ مِرَارًا، قَالَ: لَا تَغْضَبْ

Artinya: ‘Bahwasanya seseorang berkata kepada Nabi, ‘Berilah saya wasiat.’ Beliau berkata, ‘Janganlah engkau marah.’ Orang itu mengulang-ulang perkataannya, tetapi Rasulullah tetap bersabda, ‘Janganlah engkau marah”. (Riwayat Al-Bukhari dalam al-Adabul Mufrad no. 6116).

11. Memaafkan

Memaafkan dan menahan marah adalah dua hal yang sebenarnya berbeda, menahan marah adalah sebatas sikap meninggalkan balas dendam tatkala mampu melampiaskan, sedangkan memaafkan adalah selain meninggalkan dendam juga berlapang dada meluluh-lantakkan ego yang sedang menyala terhadap orang yang telah melukai hatinya. Selengkapnya baca di sini saja: http://minhajussunnah.or.id/adab/mengapa-mesti-memaafkan/

12. Berterimakasih.

Jangan lupa ucapkan terimakasih kepada orang yang telah berbuat baik kepada kita! Rasulullah –shallallahu`alaihi wa sallam- bersabda:

لَا يَشْكُرُ اللهَ مَنْ لَا يَشْكُرُ النَّاسَ

Artinya: “Tidak (dianggap) bersyukur kepada Allah orang yang tidak (mau) berterimakasih kepada manusia”. (Riwayat Abu Dawud no. 4811, dinyatakan shahih oleh asy-Syaikh al-Albani dalam Shahih Abi Dawud no. 4026).

Ucapkan pula lantunan doa untuk mereka yang telah berjasa atau membantu kita, misalnya ucapan: JAZAAKALLAHU KHAIRAN (diucapkan bila kita berterimakasih kepada laki-laki), JAZAAKILLAHU KHAIRAN (diucapkan bila kita berterimakasih kepada perempuan). Arti dari kalimat JAZAAKALLAHU KHAIRAN/ JAZAAKILLAHU KHAIRAN adalah semoga Allah membalas kebaikan untukmu!

|Selesai Ditulis Sebelum Shubuh Waktu Kotaraya, Sulawesi Tengah. Sabtu 13 Rajab 1439 H/31 Maret 2018 M.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *