TEMAN YANG BURUK
Ditulis Oleh: Mukhlisin Abu Uwais
Dalam Hidayah,…
Ya, dalam perjalanan pencapaian hidayah.
Banyak orang-orang yang membuat perencanaan untuk tetap istiqamah dalam sunnah. Alhamdulillah, sebuah cita-cita dan tekad yang baik.
Lalu, ia pun menyingkirkan sekian banyak gangguan yang akan mengingatkannya pada masa lalu hitamnya. Karena khawatir akan jatuh dan tersengat dalam lobang yang sama.
Nyatanya???
Banyak di antara mereka yang melupakan satu celah yang mesti ditutup rapat-rapat. Ada satu duri yang mesti ia singkirkan, ada gemuruh yang dia mesti menutup telinga dari ajakannya. Ada air bah yang dia mesti bendung, Yaitu TEMAN YANG BURUK.
Ya, TEMAN YANG BURUK.
Faktanya, tetap berteman dengan sahabat yang bejat adalah menjadi sebab seseorang tak mampu bertahan lama di atas hidayah.
Semoga Allah merahmati kita.
Ini fakta, ini bagian dari pengalaman yang barangkali tak tertoreh dalam kurikulum, namun terpampang panjang dalam panggung sejarah PERJALANAN DAKWAH DAN HIDAYAH.
Teman yang buruk kadang sosoknya bukanlah orang jauh, bisa jadi istri, anak, orang tua, tetangga, yang kesemuanya memang adalah fitnah (ujian). Hingga berakhir pada sebuah evaluasi “siapa yang paling baik amalannya”.
وَجَعَلْنَا بَعْضَكُمْ لِبَعْضٍ فِتْنَةً أَتَصْبِرُونَ
Artinya: “Dan Kami jadikan sebahagian kamu cobaan bagi yang lain. Sanggupkah kamu bersabar?”. (Surat Al Furqon : 20).
Maka bersabarlah di atas jalan hidayah ini, karena hadirnya para pengacau dan pengajak kepada jalan kesesatan dan kebathilan adalah bukti adaya syetan.
Atau engkau katakan kepada para penyeru keburukan itu dengan kalimat: kehadiramnu semakin membuat aku yakin bahwa syetan itu ada. Dan aku berlindung kepada Allah dari syetan jin dan syetan manusia.
|Kotaraya, Sulawesi Tengah, Ahad 01 Rabii`ul Awwal 1437 H/13 Desember 2015 M.
(Artikel Ini Pernah Dimuat Dalam Akun Facebook Abu Uwais Musaddad Pada Status No. 1002).