MAKHLUK-MAKHLUK YANG ALLAH KEKALKAN

Ditulis Oleh: Mukhlisin Abu Uwais

Di antara makhluk Allah yang Allah kehendaki untuk tidak hancur adalah sebagaimana yang dijelaskan oleh Al-Imam Al-Barbahari Dalam Syarhus-Sunnah, beliau berkata:

وكل شيء مما أوجب الله عليه الفناء يفنى إلا الجنة والنار والعرش والكرسي والصور والقلم واللوح ليس يفنى شيء من هذا أبدا ثم يبعث الله الخلق على ما أماتهم عليه يوم القيامة يحاسبهم بما شاء فريق في الجنة وفريق في السعير ويقول لسائر الخلق ممن لم يخلق للبقاء كونوا ترابا

Artinya: “Dan segala sesuatu yang telah ditetapkan oleh Allah -subhanahu wa ta’ala- kehancurannya maka akan hancur, kecuali:

1. Surga.
2. Neraka.
3. ‘Arsy.
4. Kursi.
5. Ruh.
6. Al-Qalam.
7. Al-Lauh Al-Mahfuzh.

Tidak akan punah dari hal ini sedikitpun selama- lamanya. Kemudian pada hari kiamat Allah -subhanahu wata’ala- akan membangkitkan semua makhluk sesuai dengan keadaan mereka masing-masing ketika Allah -subhanahu wata’ala- mematikannya dahulu, dan Allah -subhanahu wata’ala- akan menghisab mereka dengan sekehendak-Nya. Sebagian di Surga dan sebagian di Neraka yang menyala-nyala dan Allah -subhanahu wata’ala- akan mengatakan kepada seluruh makhluk yang tidak diciptakan untuk kekal, “Jadilah kalian debu”. (Syarhus-sunnah lil Imam Al-Barbahari, hal. 85).

Yang ke delapan adalah:

8. Tulang Ekor Manusia.

Dari delapan makhluk yang Allah kekalkan tersebut, maka wajib diyakini bahwa kekalnya makhluk tentu tidaklah sama dengan kekalnya Allah Ta`ala. Kekalnya Allah adalah sesuai dengan keagungan-Nya.

Allah Ta`ala berfirman:

لَيْسَ كَمِثْلِهِ شَيْءٌ وَهُوَ السَّمِيعُ الْبَصِيرُ

Artinya: “Tidak ada sesuatu pun yang serupa dengan Dia. Dia Yang Maha Mendengar dan Maha Melihat”. (Surat Asy-Suura: 11).

1. TENTANG SURGA

Allah berfirman:

وَأَمَّا الَّذِينَ سُعِدُوا فَفِي الْجَنَّةِ خَالِدِينَ فِيهَا مَا دَامَتِ السَّمَاوَاتُ وَالأرْضُ إِلا مَا شَاءَ رَبُّكَ عَطَاءً غَيْرَ مَجْذُوذٍ

Artinya: “Dan adapun orang-orang yang berbahagia, maka (tempatnya) di dalam surga, mereka kekal di dalamnya selama ada langit dan bumi, kecuali jika Tuhanmu menghendaki (yang lain); sebagai karunia yang tidak ada putus-putusnya”. (Surat Hud: 108).

2. TENTANG NERAKA

Allah berfirman:

فَأَمَّا الَّذِينَ شَقُوا فَفِي النَّارِ لَهُمْ فِيهَا زَفِيرٌ وَشَهِيقٌ
خَالِدِينَ فِيهَا مَا دَامَتِ السَّمَاوَاتُ وَالأرْضُ إِلا مَا شَاءَ رَبُّكَ إِنَّ رَبَّكَ فَعَّالٌ لِمَا يُرِيدُ

Artinya: “Maka adapun orang-orang yang sengsara, maka (tempatnya) di dalam neraka, di sana mereka mengeluarkan dan menarik nafas dengan merintih, Mereka kekal di dalamnya selama ada langit dan bumi, kecuali jika Tuhanmu menghendaki (yang lain). Sungguh, Tuhanmu Maha Pelaksana terhadap apa yang Dia kehendaki”. (Surat Hud: 106-107).

3. TENTANG `ARSY

Allah berfirman:

وَتَرَى الْمَلائِكَةَ حَافِّينَ مِنْ حَوْلِ الْعَرْشِ يُسَبِّحُونَ بِحَمْدِ رَبِّهِمْ وَقُضِيَ بَيْنَهُمْ بِالْحَقِّ وَقِيلَ الْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ

Artinya: “Dan engkau (Muhammad) akan melihat malaikat-malaikat melingkar di sekeliling ‘Arsy bertasbih sambil memuji Tuhannya; lalu diberikan keputusan di antara mereka (hamba-hamba Allah) secara adil dan dikatakan, “Segala puji bagi Allah, Tuhan seluruh alam”. (Surat Az-Zumar: 75).

4. TENTANG KURSI

Ibnu Abbas -radhiallahu anhu- berkata:

الكرسي موضع القدمين ، والعرش لا يقدر أحد قدره

Artinya: “Al-Kursiy adalah tempat kedua kaki (Allah), sedangkan Arsya tidak ada seorang pun yang dapat memperkirakan ukurannya”. (Diriwayatkan oleh Ibnu Khuzaimah dalam kitab At-Tauhid [1/248 no. 154] dishahihkan oleh Al-Imam Al-Albany dalam Mukhtashar Al-`Uluw, hal. 102).

Abu Musa Al-Asy’ari -radhiallahu `anhu- berkata:

الكرسي موضع القدمين، وله أطيطٌ كأطيطِ الرَّحْل

Artinya: “Al-Kursiy adalah tempat kedua kaki (Allah), dia memiliki suara gesekan seperti suara gesekan kendaraan tunggangan”. (Diriwayatkan oleh Abdullah bin Imam Ahmad dalam kitab As-Sunah, Ibnu Abi Syaibah dalam Al-Arasy. dishahihkan oleh Al-Imam Al-Albany dalam Mukhtashar Al-Uluw, hal. 123-124).

5. TENTANG RUH

Ruh adalah perkara yang seorang hamba tidaklah diberi pengetahuan kecuali sedikit saja, sebagaimana Allah berfirman:

وَيَسْأَلُونَكَ عَنِ الرُّوحِ قُلِ الرُّوحُ مِنْ أَمْرِ رَبِّي وَمَا أُوتِيتُمْ مِنَ الْعِلْمِ إِلا قَلِيلا

Artinya: “Dan mereka bertanya kepadamu (Muhammad) tentang ruh. Katakanlah: “Ruh itu termasuk urusan Tuhanku, sedangkan kamu diberi pengetahuan hanya sedikit”. (Surat Al-Israa’: 85).

Di antara para ulama` yang memegang pendapat bahwa ruh itu kekal adalah mereka berdalil dengan hadits-hadits Nabi –shallallahu `alaihi wa sallam- yang menjelaskan tentang adanya adzab dan nikmat bagi ruh seseorang setelah kematiannya sampai ruhnya di kembalikan ke jasadnya.

6. TENTANG AL-QALAM

Nabi –sallallahu`alaihi wa sallam- bersabda:

إن أول ما حلق الله القلم, قل له: أكتب! قل: رب وماذا أكتب؟ قل: أكتب مقادير كل شيء حتى تقوم الساعة

Artinya: Yang pertama kali Allah ciptakan adalah al-qalam (pena), lalu Allah berfirman: Tulislah! Ia bertanya: Wahai Rabb-ku apa yang harus aku tulis?, Allah berfirman: Tulislah takdir segala sesuatu sampai terjadinya Kiamat”. (Riwayat Abu Dawud no. 4700, At-Tirmidzi no. 2155).

7. TENTANG AL-LAUH AL-MAHFUDZ

Allah berfirman:

وَمَا مِنْ غَائِبَةٍ فِي السَّمَاءِ وَالأرْضِ إِلا فِي كِتَابٍ مُبِينٍ

Artinya: “Dan tidak ada sesuatu pun yang tersembunyi di langit dan di bumi, melainkan (tercatat) dalam kitab yang jelas (Lauh Mahfuzh)”. (Surat An-Naml: 75).

Para ulama` juga menyebutkan tentang dalil kekalnyanya Al-Qalam dan Al-Lauh Al-Mahfudz adalah berdasarkan hadits Nabi –sallallahu`alaihi wa sallam-:

كَانَ اللَّهُ وَلَمْ يَكُنْ شَيْءٌ قَبْلَهُ ، وَكَانَ عَرْشُهُ عَلَى الْمَاءِ ، ثُمَّ خَلَقَ السَّمَوَاتِ وَالْأَرْضَ ، وَكَتَبَ فِي الذِّكْرِ كُلَّ شَيْءٍ

Artinya: “Allah telah ada sebelum segala sesuatu ada, dan `Arsy-Nya berada di atas air, kemudian Allah menciptakan langit dan bumi, dan menulis di al-lauh al-mahfudz tentang segala perkara”. (Riwayat Al-Bukhari no. 7418).

8. TENTANG TULANG EKOR

Rasulullah –sallallahu`alaihi wa sallam-bersabda:

كُلُّ ابْنِ آدَمَ يَأْكُلُهُ التُّرَابُ إِلَّا عَجْبَ الذَّنَبِ مِنْهُ خُلِقَ وَفِيهِ يُرَكَّبُ

Artinya: “Seluruh bagian tubuh anak Adam akan musnah dimakan bumi kecuali tulang ekor. Darinyalah ia diciptakan dan darinyalah ia dirakit kembali”. (Riwayat Muslim. No 2955).

Allahu A`lam.

|Kotaraya, Sulawesi Tengah. Senin 19 Al-Muharram 1439 H/09 Oktober 2017 M.

(Artikel Ini Pernah Dimuat Dalam Akun Facebook Abu Uwais Musaddad Pada Status No. 1160).

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *