TAKARAN REZEKI, BUKAN PERTANDA ALLAH CINTA ATAU BENCI

Ditulis Oleh: Mukhlisin Abu Uwais

Allah memberi rizki kepada orang kafir dengan menganugerahkan harta, anak, dan yang lainnya bukanlah menunjukkan bahwa Allah ridha kepada mereka. Karena memang Allah Ta`ala memberikan dunia ini kepada orang-orang yang dicintai-Nya maupun orang-orang yang tidak dicintai-Nya.

Allah berfirman:

وَمَا أَرْسَلْنَا فِي قَرْيَةٍ مِنْ نَذِيرٍ إِلا قَالَ مُتْرَفُوهَا إِنَّا بِمَا أُرْسِلْتُمْ بِهِ كَافِرُونَ
وَقَالُوا نَحْنُ أَكْثَرُ أَمْوَالا وَأَوْلادًا وَمَا نَحْنُ بِمُعَذَّبِينَ
قُلْ إِنَّ رَبِّي يَبْسُطُ الرِّزْقَ لِمَنْ يَشَاءُ وَيَقْدِرُ وَلَكِنَّ أَكْثَرَ النَّاسِ لا يَعْلَمُونَ
وَمَا أَمْوَالُكُمْ وَلا أَوْلادُكُمْ بِالَّتِي تُقَرِّبُكُمْ عِنْدَنَا زُلْفَى إِلا مَنْ آمَنَ وَعَمِلَ صَالِحًا فَأُولَئِكَ لَهُمْ جَزَاءُ الضِّعْفِ بِمَا عَمِلُوا وَهُمْ فِي الْغُرُفَاتِ آمِنُونَ

Artinya: “Dan setiap Kami mengutus seorang pemberi peringatan kepada suatu negeri, orang-orang yang hidup mewah (di negeri itu) berkata, “Kami benar-benar mengingkari apa yang kamu sampaikan sebagai utusan. Dan mereka berkata, “Kami memiliki lebih banyak harta dan anak-anak (daripada kamu) dan kami tidak akan diazab. Katakanlah, “Sungguh, Tuhanku melapangkan rezeki bagi siapa yang Dia kehendaki dan membatasinya (bagi siapa yang Dia kehendaki), tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui. Dan bukanlah harta dan anak-anakmu yang mendekatkan kamu kepada Kami; melainkan orang-orang yang beriman dan mengerjakan kebajikan, mereka itulah yang memperoleh balasan yang berlipat ganda atas apa yang telah mereka kerjakan; dan mereka aman sentosa di tempat-tempat yang tinggi (dalam surga)”. (Surat Saba’: 35-37).

Allah juga berfirman:

أَيَحْسَبُونَ أَنَّمَا نُمِدُّهُمْ بِهِ مِنْ مَالٍ وَبَنِينَ
نُسَارِعُ لَهُمْ فِي الْخَيْرَاتِ بَل لا يَشْعُرُونَ

Artinya: “Apakah mereka mengira bahwa Kami memberikan harta dan anak-anak kepada mereka itu (berarti bahwa) Kami segera memberikan kebaikan-kebaikan kepada mereka? (Tidak), tetapi mereka tidak menyadarinya”. (Surat Al-Mukminun: 55-56).

Allah juga berfirman:

كُلا نُمِدُّ هَؤُلاءِ وَهَؤُلاءِ مِنْ عَطَاءِ رَبِّكَ وَمَا كَانَ عَطَاءُ رَبِّكَ مَحْظُورًا
انْظُرْ كَيْفَ فَضَّلْنَا بَعْضَهُمْ عَلَى بَعْضٍ وَلَلآخِرَةُ أَكْبَرُ دَرَجَاتٍ وَأَكْبَرُ تَفْضِيلا

Artinya: “Kepada masing-masing golongan baik golongan ini (yang menginginkan dunia) maupun golongan itu (yang menginginkan akhirat) Kami berikan bantuan dari kemurahan Tuhanmu. Dan kemurahan Tuhanmu tidak dapat dihalangi. Perhatikanlah bagaimana Kami melebihkan sebagian mereka atas sebagian (yang lain). Dan kehidupan akhirat lebih tinggi derajatnya dan lebih besar keutamaannya”. (Surat Al-Isra’: 20-21).

Berlimpahnya rizki itu tidak berarti seseorang memiliki kedudukan mulia di sisi Allah. Demikian pula sebaliknya, kurangnya rizki yang diperoleh seorang hmba tidak berarti dirinya hina di sisi Allah. Allah berfirman:

فَأَمَّا الإنْسَانُ إِذَا مَا ابْتَلاهُ رَبُّهُ فَأَكْرَمَهُ وَنَعَّمَهُ فَيَقُولُ رَبِّي أَكْرَمَنِ
وَأَمَّا إِذَا مَا ابْتَلاهُ فَقَدَرَ عَلَيْهِ رِزْقَهُ فَيَقُولُ رَبِّي أَهَانَنِ
كَلا

Artinya: “Maka adapun manusia, apabila Tuhannya mengujinya lalu memuliakannya dan memberinya kesenangan, maka dia berkata, “Tuhanku telah memuliakanku”. Namun apabila Tuhan mengujinya lalu membatasi rezekinya, maka dia berkata, “Tuhanku telah menghinakanku. Sekali-kali tidak!”. (Surat Al-Fajr: 15-17).

Asy-Syaikh Abdurrazzaq bin Abdul Muhsin Al-Abbad mengatakan: Maksudnya, tidak setiap orang yang Aku beri rizki melimpah di dunia adalah pertanda bahwa ia mulia di sisi-Ku. Sebaliknya, tidak setiap orang yang aku batasi rizkinya di dunia adalah pertanda bahwa ia hina di sisi-Ku. Kekayaan dan kemiskinan, keluasan rizki dan kesempitannya, semua itu adalah cobaan dan ujian dari Allah agar diketahui siapa yang bersyukur dan siapa yang kufur, siapa yang bersabar dan siapa yang tidak bersabar. (Lihat: Fiqhul Asma-il Husna, hal. 106. Karya Asy-Syaikh Abdurrazzaq bin Abdul Muhsin Al-Abbad).

|Kotaraya, Kamis 03 Rajab 1414 H/ 27 Februari 2020 M.

(Artikel Ini Pernah Dimuat Dalam Akun Facebook Abu Uwais Musaddad Pada Status No.1281).

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *