MENYANDARKAN NIKMAT KEPADA ALLAH

Ditulis Oleh: Mukhlisin Abu Uwais

Seluruh nikmat datangnya adalah dari Allah, sehebat apa pun seseorang memahami trik mencari nafkah, trik menjaga kesehatan, trik memperbanyak uang, lalu misalnya benar-benar bergelimang nikmat dunawi, ketahuilah itu semua tidak akan pernah terjadi bila Allah tidak menghendaki.

Al-Ustadz Yazid bin Abdul Qadir Jawas -hafidzahullah- mengatakan: Barangsiapa yang menetapkan di dalam hatinya bahwa nikmat seluruhnya dari Allah -`Azza Wa Jalla- semata, tetapi terkadang lisannya menyandarkan nikmat tersebut kepada Allah dan terkadang menyandarkannya kepada dirinya sendiri, perbuatannya, atau usaha lainnya, sebagaimana yang terjadi pada ucapan banyak orang, maka wajib baginya untuk BERTAUBAT serta tidak menyandarkan nikmat kecuali kepada pemiliknya (yaitu Allah), serta harus bersungguh-sungguh dalam hal tersebut. IMAN TIDAK TEREALISASI KECUALI DENGAN MENYANDARKAN NIKMAT KEPADA ALLAH -`Azza Wa Jalla-, baik ucapan maupun pengakuan (dengan lisan).

(Disalin Dari Buku “SYARAH KITAB TAUHID”, Karya Al-Ustadz Yazid bin Abdul Qadir Jawas. Hal. 448).

|Kotaraya, Sulawesi Tengah. Ahad 08 Jumaadal Uula 1438 H.

(Artikel Ini Pernah Dimuat Dalam Akun Facebook Abu Uwais Musaddad Pada Status No. 1112).

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *