MENDAHULUKAN YANG LEBIH TUA DALAM BERBICARA

Ditulis Oleh: Mukhlisin Abu Uwais

Begitu agungnya lidah, satu ucap kata bisa mengantarkan pengucapnya ke surga atau ke neraka. Dan TIDAK ADA seorangpun dari kita yang menjamin bahwa ribuan kata yang kita ucapkan tiap hari telah benar-benar menjadi pengantar ke dalam surga.

Kala berbicara pun terdapat etika dalam syari’at kita, selain etika “berbicara yang baik atau lebih baik diam, menghindari ghibah dan namimah, larangan menceritakan semua yang didengar, larangan berbohong, larang berbicara keji dan kotor, anjuran meninggalkan perdebatan, larangan membuat orang lain tertawa dengan canda palsu atau candaan yang mengandung kebohongan, maka terdapat pula etika MENDAHULUKAN YANG LEBIH TUA DALAM BERBICARA.”

عَنْ رَافِعِ بْنِ خَدِيجٍ وَسَهْلَ بْنَ أَبِى حَثْمَةَ أَنَّهُمَا حَدَّثَاهُ أَنَّ عَبْدَ اللَّهِ بْنَ سَهْلٍ وَمُحَيِّصَةَ بْنَ مَسْعُودٍ أَتَيَا خَيْبَرَ فَتَفَرَّقَا فِى النَّخْلِ ، فَقُتِلَ عَبْدُ اللَّهِ بْنُ سَهْلٍ فَجَاءَ عَبْدُ الرَّحْمَنِ بْنُ سَهْلٍ وَحُوَيِّصَةُ وَمُحَيِّصَةُ ابْنَا مَسْعُودٍ إِلَى النَّبِىِّصلى الله عليه وسلم فَتَكَلَّمُوا فِى أَمْرِ صَاحِبِهِمْ فَبَدَأَ عَبْدُ الرَّحْمَنِ وَكَانَ أَصْغَرَ الْقَوْمِ فَقَالَ النَّبِىُّ
صلى الله عليه وسلم كَبِّرِ الْكُبْرَ

Artinya: Diriwayatkan dari rafi’ bin khadij dan sahl bin hatsmah, mereka mengatakan bahwa ABDULLAH BIN SAHL dan MUHAYYISHAH BIN MAS’UD datang ke khaibar. Lalu mereka berdua berselisih pendapat tentang masalah kebun kurma, kemudin ABDULLAH BIN SAHL terbunuh. Lalu datanglah ABDURRAHMAN BIN SAHL bersama dengan HUWAYYISHAH dan juga MUHAYYISHAH BIN MAS’UD kepada Rasulullah. Mereka lantas bebicara tentang perkara teman mereka yang telah terbunuh. Maka mulailah ABDURRAHMAN -orang yang paling muda diantara mereka- memulai pembicaraan. Nabi shallallahu’alaihi wa sallam lantas bersabda: “dahulukan yang lebih tua”. (Riwayat Bukhari no. 6142).

Terdapat pula riwayat yang menyebutkan bahwa ibnu umar berkata: “maka aku pun ingin mengatakannya, namun di sana ada orang yang lebih tua, sehingga aku merasa sungkan untuk berbicara”. (Muslim no. 2811). Peristiwa Ibnu umar tersebut adalah saat Nabi bertanya tentang pohon apa yang ibaratnya seperti orang muslim, ibnu umar ingin menjawabnya namun tidak ada yang menghalanginya untuk berbicara selain adanya sosok yang lebih tua yaitu abu bakar dan umar. (lihat haditsnya pada riwayat Bukhori no. 6144).

Di zaman ini telah diabaikan etika, dilanggar adab, sehingga banyak yang berani ikut angkat bicara, meskipun di sekitarnya masih ada orang-orang yang lebih tua baik dalam usia atau ilmunya. Ikut turut merasa dipanggil untuk nimbrung dan memberikan solusi, sehingga tanpa sadar merasa memberi faidah padahal menambah fitnah.

|Abu Uwais Musaddad
|Kotaraya, Sulawesi Tengah, Jum’at 11 Al-Muharram 1435 H/ 15 November 2013 M.

(Artikel Ini Pernah Dimuat Dalam Akun Facebook Abu Uwais Musaddad Pada Status No. 0625).

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *