MENCARI NAFKAH SECUKUPNYA

Ditulis Oleh: Mukhlisin Abu Uwais

Mencari nafkah adalah bagian dari tuntutan seorang suami untuk mengjaga diri keluarganya, Rasulullah -shallallahu ‘alaihi wa sallam- bersabda:

احْرِصْ عَلَى مَا يَنْفَعُكَ وَاسْتَعِنْ بِاللَّهِ وَلاَ تَعْجِزْ

Artinya: “Bersemangatlah atas hal-hal yang bermanfaat bagimu. Minta tolonglah pada Allah, dan jangan engkau lemah”. (Riwayat Muslim no. 2664).

Namun seseorang tentu akan menjadi tercela jika sampai mengorbankan agamanya dalam mencari dunianya, tamak tak terkira hingga lalai beribadah kepada Allah Ta`ala, selalau berfirkir agar harta selalu bertambah, begitu bangga saat mencapai kesuksesan dunia, lebih sibuk memikirkan harta ketimbang tumpukan dosa, lebih khusyu’ dalam berdoa meminta dunia ketimbang meminta akhirat, tertekan saat dunianya hilang namun santai gontai saat ibadahnya ketinggalan.

Al-Ustadz Yazid bin Abdul Qadir Jawas menulis: Jika seseorang mencari nafkah, maka carilah secukupnya! Jangan sampai mengorbankan banyak waktu hanya untuk mencari nafkah sehingga lupa akan kewajibannya MENCARI BEKAL AKHIRAT.

Maka kita gunakan sebaik-baiknya waktu yang kita punya sebagai modal, jika kita gunakan dengan baik maka kita akan beruntung, akan tetapi jika kita gunakan dengan tidak baik maka kita akan merugi.

Jangan disibukkan dengan DAGANG, KERJA, TUGAS, LEMBUR, KUNJUNGAN, RAPAT, NGOBROL, MAIN, JALAN-JALAN, ZIARAH, dan lainnya. Sibukkan diri kita dengan ibadah kepada Allah -subhanahu wa ta`ala. (Disalin Dari Buku “WAKTUMU, DIHABISKAN UNTUK APA???” Karya Al-Ustadz Yazid bin Abdul Qadir Jawas. Hal. 86).

|Kotaraya, Sulawesi Tengah. Kamis 15 Rabii`ul Awwal 1438 H/15 Desember 2016 M.

(Artikel Ini Pernah Dimuat Dalam Akun Facebook Abu Uwais Musaddad Pada Status No. 1111).

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *