HIJRAH KITA

Ditulis Oleh: Mukhlisin Abu Uwais

Hijrah, kata yang saat ini sering digunnakan untuk membahasakan keadaan seseorang yang rujuk kembali kepada ketaatan lillah, setelah berkelana dalam kelam centang prenang tanpa arah.

Kita bisa jadi adalah mereka yang baru dan sedang hijrah, betapa banyak yang merasa sudah lama hijrah (pindah menuju perbaikan diri dan hati), namun ternyata tolak ukurnya hanya tahun berapa mulai ngaji maka terhitung sejak itulah ia sudah bukan yang dulu lagi. Di sisi lain ternyata, dari sekian banyak mereka yang mengaku atau bahkan –mungkin- sok sudah berhijrah kadang sebenarnya juga malah masih jalan di tempat.

Kita butuh bahkan sangat butuh bantuan Allah dalam mentaati-Nya, karena tidak ada perkara yang mudah kecuali yang Allah mudahkan. Dan kita adalah makhluk yang terlalu lemah untuk mengandalkan diri kita sendiri dalam perkara menggenggam keistiqamahan.

Maka banyak-banyaklah mengiringi hijrah kita dengan doa. Di antara doa yang penting untuk dibaca Adalah:

رَبَّنَا لَا تُزِغۡ قُلُوبَنَا بَعۡدَ إِذۡ هَدَيۡتَنَا وَهَبۡ لَنَا مِن لَّدُنكَ رَحۡمَةًۚ إِنَّكَ أَنتَ ٱلۡوَهَّابُ

Artinya: “Wahai Rabb kami, janganlah Engkau jadikan khati kami condong kepada kesesatan sesudah Engkau beri petunjuk kepada kami, dan karuniakanlah kepada kami rahmat dari sisi-Mu, karena sesungguhnya Engkaulah yang Maha Pemberi (karunia)”. (Surat Ali Imran: 08).

Asy-Syaikh Abdurrahman bin Nashir As-Sa’diy rahimahullah berkata: “Janganlah Engkau simpangkan hati kami dari kebenaran karena kebodohan dan penentangan kami. Jadikanlah kami orang-orang yang istiqamah, selalu mendapatkan petunjuk. Kokohkanlah kami di atas hidayah-Mu, dan selamatkanlah kami dari apa yang dengannya Engkau uji orang-orang yang menyimpang”. (Tafsir As-Sa`diy, hal. 106).

JANGAN LUPA UNTUK TETAP SABAR DAN SHOLAT
Selain berdo`a, jangan lupa untuk senantiasa sabar dan sholat! Allah Ta’ala menyebutkan bahwa cara terbaik untuk meminta pertolongan Allah dalam menghadapi berbagai masalah (di antaranya adalah tentang sulitnya istiqamah) yaitu dengan bersabar dan shalat. Allah berfirman:

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا اسْتَعِينُوا بِالصَّبْرِ وَالصَّلَاةِ

Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, mintalah pertolongan (kepada Allah) dengan sabar dan (mengerjakan) shalat”. (Surat Al-Baqarah: 153).

Allah menyuruh kita untuk sabar dan sholat, nanti Allah yang akan memberikan jalan keluar, Allah yang akan memudahkan kesulitan, Allah yang akan membimbing kepada ketaatan.

Hal lain yang bisa mengokohkan kita dalam istiqamah adalah:

1. Luruskan niat untuk Allah dalam ibadah ini.
2. Perbanyak membaca Al-Qur`an.
3. Perbanyak membaca kisah-kisah orang-orang terdahulu yang sholih.
4. Upayakan ada peningkatan mutu sedikit demi sedikit dalam ibadah biar tidak itu-itu saja, misalnya dengan menambah amalan-amalan sunnah.
5. Berteman dengan orang-orang yang baik, ciri-ciri mereka secara dzohir mudah untuk didapati, lihat saja yang sering sholat berjamaah di masjid terutama waktu shubuh, yang sering datang kajian dan duduknya tidak nyender sambil tidur.
6. Teruslah beristighfar atas ketidak sempurnaan kita dalam beristiqamah, karena memang sejatinya seseorang tidak akan pernah bisa sempurna istiqamah tanpa celah dan cacat, Allah berfirman:

قُلْ إِنَّمَا أَنَا بَشَرٌ مِثْلُكُمْ يُوحَى إِلَيَّ أَنَّمَا إِلَهُكُمْ إِلَهٌ وَاحِدٌ فَاسْتَقِيمُوا إِلَيْهِ وَاسْتَغْفِرُوهُ

Artinya: “Katakanlah: Bahwasanya aku hanyalah seorang manusia seperti kamu, diwahyukan kepadaku bahwasanya Rabbmu adalah Rabb Yang Maha Esa, maka tetaplah istiqomah pada jalan yang lurus menuju kepada-Nya dan mohonlah ampun kepada-Nya”. (Surat Fushilat: 06).

Dalam ayat ini Allah memerintahkan untuk istiqomah sekaligus juga memerintahkan untuk beristigfar (memohon ampun kepada-Nya). Ibnu Rajab Al-Hambali menjelaskan: Ayat: “Istiqomahlah dan mintalah ampun kepada-Nya” ini merupakan isyarat bahwa seringkali ada kekurangan dalam istiqomah yang diperintahkan. Dan yang menutupi kekurangan ini adalah istighfar (memohon ampunan Allah). Istighfar itu sendiri mengandung taubat dan istiqomah (di jalan yang lurus). (Jaami’ul ‘Ulum wal Hikam, hal. 246).

7. Bila teman-teman anda bertanya kenapa sekarang berubah berkumpul dengan mereka yang gemar kajian? Jawab saja: tidak ada yang berubah, aku masih seperti dulu, HANYA SAJA AKU BUTUH ILMU. Bila teman-teman anda bertanya kenapa sekarang berubah berkumpul dengan mereka yang berpakaian syar`i? Jawab saja: tidak ada yang berubah, aku masih seperti dulu, HANYA SAJA AKU BUTUH MANISNYA KETAATAN.

Allahu A`lam.

|Kotaraya, Sulawesi Tengah. Selasa 20 Al-Muharram 1439 H/10 Oktober 2017 M.

(Artikel Ini Pernah Dimuat Dalam Akun Facebook Abu Uwais Musaddad Pada Status No. 1161).

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *