MASIH BANYAK BUKU YANG BELUM KITA BACA

Ditulis Oleh: Mukhlisin Abu Uwais

Betapa banyak karya para Ulama’ yang belum kita baca, namun di sisi lain membaca dianggap sebagai aktivitas yang menjemukan, yang tidak menyenangkan bahkan cenderung menyiksa, dan hal itu bisa kita lihat bagaimana sulitnya seorang penuntut ilmu untuk duduk tenang dalam 1 jam untuk sekedar membaca buku pelajarannya. Padahal jika kita lihat para Ulama’ dahulu sangat gigih dalam menuntut ilmu baik dengan cara menghadiri majelis gurunya maupun dengan membaca, membaca bagi mereka adalah menikmati makanan lezat bahkan lebih nikmat dari itu. Sebut saja Al-Imam Ibnul Jauzi (w. 597 h) berdasarkan pengakuannya beliau pernah membaca 200.000 jilid buku.

Maka, jadikan waktu-waktu yang ada untuk perkara yang bermanfaat, di antaranya adalah dengan membaca, bukankah Allah menurunkan ayat yang pertama kali adalah tentang perintah membaca, Allah berfirman:

اقْرَأْ بِاسْمِ رَبِّكَ الَّذِي خَلَقَ

Artinya: “Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang menciptakan”. (Surat Al-‘Alaq: 1).

Al-Ustadz Yazid bin Abdul Qadir Jawas –hafidzahullah- menulis: Seharusnya seorang mukmin sadar bahwa MASIH BANYAK buku dan kitab yang belum sempat ia baca, masih banyak amal-amal yang belum dilakukannya, masih banyak sunnah-sunnah yang belum ia ketahui dan ia amalkan, dan masih banyak hal-hal yang bermanfaat lainnya yang ia sia-siakan. Waktu itu sangat berharga, karenanya manfaatkanlah waktu dengan sebaik-baiknya. Adapun waktu yang banyak orang tertipu dengannya adalah waktu sehat dan waktu luang.

Sebagaimana sabda Rasulullah –shallallahu`alaihi wa sallam-:

نِعْمَتَانِ مَغْبُونٌ فِيهِمَا كَثِيرٌ مِنَ النَّاسِ ، الصِّحَّةُ وَالْفَرَاغُ

Artinya: “Dua nikmat yang banyak manusia tertipu dengan keduanya, yaitu nikmat sehat dan waktu luang”. (Shahih: HR. Al-Bukhari no. 6412, At-Tirmidzi no. 2304, Ibnu Majah no. 4170, Ahmad [I/258, 344], Ad-Darimi [II/297], Al-Hakim [IV/306], dan selainnya dari Shahabat Ibnu `Abbas –radliyallahu`anhuma). (Disalin Dari Buku MANHAJ AHLUS SUNNAH WAL JAMA`AH DALAM TAZKIYATUN NUFUS, halaman 92. Karya Al-Ustadz Yazid bin Abdul Qadir Jawas –hafidzahullah-).

|Kotaraya, Sulawesi Tengah. Sabtu 08 Shafar H/28 Oktober 2017 M.

(Artikel Ini Pernah Dimuat Dalam Akun Facebook Abu Uwais Musaddad Pada Status No. 1165).

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *