FAIDAH HADITS RIYADLUSH-SHALIHIN (Hadits Ke 252) KEUTAMAAN KAUM LEMAH DAN FAQIR DARI KALANGAN KAUM MUSLIMIN (Bag. 1)
KEUTAMAAN KAUM LEMAH DAN FAQIR DARI KALANGAN KAUM MUSLIMIN (Bag. 1)
Referensi : Riyadh Ash-Salihin no. 252
وعن حارثة بن وهْبٍ رضي الله عنه قَالَ: سمعت رَسُولَ الله صلى الله عليه وسلم يقولُ: ألا أُخْبِرُكُمْ بِأهْلِ الجَنَّةِ؟ كُلُّ ضَعِيف مُتَضَعَّف، لَوْ أَقْسَمَ عَلَى اللهِ لأَبَرَّهُ، أَلا أُخْبِرُكُمْ بِأهْلِ النَّارِ؟ كُلُّ عُتُلٍّ جَوّاظٍ مُسْتَكْبِرٍ
Artinya: “Dari Haritsah bin wahb -radhiyallahu `anhu- ia berkata: Aku mendengar Rasulullah -shallallahu `alaihi wa sallam- bersabda: “Apakah kalian mau aku beri tahukan tentang penghuni Surga?, yaitu setiap orang lemah serta dianggap lemah (oleh orang lain), yang seandainya dia bersumpah dengan nama Allah niscaya Allah akan memberikan (apa yang dia inginkan) kepadanya. Dan maukah kalian aku beri tahukan tentang penghuni neraka? Yaitu setiap orang yang kasar, keras, lagi sombong”. (Riwayat Muslim no. 2853).
SYARAH SINGKAT:
Asy-Syaikh Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin berkata: Inilah Sebagian ciri-ciri penghuni Surga. Seorang muslim yang lemah dan dipandang rendah, tidak mempedulikan kedudukan dan jabatan, tidak berambisi mencari jabatan di dunia, jiwanya merunduk, rendah hati dan tidak senang popularitas, tujuan hidupnya hanya mencari kedudukan yang tinggi di sisi Allah, sama sekali bukan kehormatan atau kedudukan di mata Masyarakat, bahkan semua perhatiannya hanya tertuju pada kedudukan tertinggi di sisi Rabbnya. (Lihat Syarh Riyadhish-Shalihin, Jilid 3 hal. 47-48, Cetakan Madarul Wathan Lin-Nasyr. Karya Asy-Syaikh Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin).
FAIDAH HADITS:
1. Disunnahkan bersikap tawadhu` atau rendah hati terhadap kaum muslimin, dan tidak boleh menyombongkan diri di hadapan mereka.
2. Tawadhu` adalah sifat penghuni Surga.
3. Bersabar dalam menghadapi gangguan dan dalam menghadapi rasa sakit karena Allah adalah merupakan sebab dikabulkannya doa.
4. Seseorang tidak dilihat dari penampilan fisiknya, tetapi yang dilihat adalah kejernihan hati dan amalannya.
5. Larangan bersikap kasar (dalam bergaul), keras (kepala), dan sombong karena itu adalah sifat-sifat penghuni Neraka.
6. Sifat lemah yang terpuji di sini adalah bentuk merendahkan diri, tawadhu` dan tidak merasa tinggi, bukanlah yang dimaksud di sini tentang lemah-lesunyanya badan, karena Nabi -shallallahu `alaihi wa sallam- bersabda:
الْمُؤْمِنُ القَوِيُّ خَيْرٌ وَأَحَبُّ إلى اللهِ مِنَ المُؤْمِنِ الضَّعِيفِ وفي كُلٍّ خَيْرٌ
Artinya: “Mukmin yang kuat itu lebih baik dan lebih dicintai oleh Allah daripada mukmin yang lemah, dan masing-masing memilki kebaikan”. (Riwayat Muslim no. 2664).
7. Kondisi dianggap lemah (oleh orang lain) maksudnya adalah direndahkan dan diremehkan karena sifat tawadhu`nya, yang dengan tawadhu` tersebut ia tidak berkedudukan di hati manusia, tidak dipandang dengan pandangan khusus, tidak diposisikan dengan posisi tinggi. Sehingga direndahkan di sini bukanlah karena mereka pantas untuk direndahkan, namun karena manusia dibutakan oleh persepsi mereka tentang penampilan dzohir, fisik, rupa, dan hal-hal keduniaan. Padahal ketinggian kedudukan dan kemuliaan adalah seperti yang Allah firmankan:
﴿…… إِنَّ أَكۡرَمَكُمۡ عِندَ ٱللَّهِ أَتۡقَىٰكُمۡۚ …… ١٣﴾
Artinya: “ Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling takwa diantara kamu”. (Surat Al-Hujurat: 13).
8. Dalam hadits ini disebutkan tentang tiga sifat penghuni Surga, yaitu orang yang lemah (tawadhu`), dipandang lemah (direndahkan), dan jika bersumpah niscaya Allah akan kabulkan sumpahnya. Sifat yang ketiga ini adalah sifat berbaik sangka yang kuat diiringi dengan kejujuran dan keyakinan kepada Allah, tentunya itu semua dimulai dengan mengenal Allah dan beramal shalih serta bertawakkal kepada-Nya.
|Kotaraya, Sulawesi Tengah. Sabtu 18 Rajab 1445 H / 18 Januari 2025 M.