DARI MANA HARUS MENGAMBIL AQIDAH?

Ditulis Oleh: Mukhlisin Abu Uwais

Apakah kita akan mepelajari `aqiidah dari buku-buku filsafat? Dari filsafat timur dan barat? Tidak. Ataukah dari majalah harian? Tidak, tidak, tidak. Bahkan kita mempelajari `aqiidah kita dari kitab Rabb kita, yaitu sebuah kitab yang:

لا يَأْتِيهِ الْبَاطِلُ مِنْ بَيْنِ يَدَيْهِ وَلا مِنْ خَلْفِهِ تَنْزِيلٌ مِنْ حَكِيمٍ حَمِيدٍ

Artinya: (yang) tidak akan didatangi oleh kebatilan baik dari depan maupun dari belakang (pada masa lalu dan yang akan datang), yang diturunkan dari Tuhan Yang Mahabijaksana lagi Maha Terpuji. (Surat Fushilat Ayat 42).

Kita juga mengambil `aqiidah dari petunjuk Nabi kita Muhammad –shallallahu`alaihi wa sallam-, di mana Allah menyatakan tentang beliau bahwa:

وَمَا يَنْطِقُ عَنِ الْهَوَى

إِنْ هُوَ إِلا وَحْيٌ يُوحَى

Artinya: Dan tidaklah yang diucapkannya itu (Al Qur’an) menurut keinginannya. Tidak lain (Al Qur’an itu) adalah wahyu yang diwahyukan (kepadanya). (Surat An-Najm Ayat 3-4).

Oleh karena itulah Nabi –shallallahu`alaihi wa sallam- bersabda (artinya): Aku tinggalkan kepada kalian dua peninggalan, kitab Allah dan sunnahku. Sesungguhnya keduanya tidak akan berpisah, sampai keduanya kembali kepadaku di telaga. (Shahiihul Jaami` no. 2937).

Jika demikian, kesesatan apa sekarang ini yang sedang menimpa ummat??? Dan apa saja sebab kemerosotan dan kemunduran ummat ini???

Penyebabnya adalah karena mereka meninggalkan kitab Rabb mereka dan meninggalkan sunnah Nabi mereka, lalu mereka menjadi sesat dan menyesatkan, apabila mereka menginginkan kemuliaan dan kewibawaan maka wajib bagi mereka untuk kembali kepada kitab Rabb mereka dan sunnah Nabi mereka.

(Diterjemahkan dari kitab Al-Aqiidatu Awwalan Lau Kaanu Ya`lamuun [I/31] Cet. Maktabah Al-Ghuraba Karya Asy-Syaikh Abu Islam).

|Kotaraya, Sulawesi Tengah. Sabtu 10  Rabii`ul Awwal 1438 H/10 Desember 2016 M.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *