BILA MENIKAH TAK BEGITU PENTING

Ditulis Oleh: Mukhlisin Abu Uwais

Bila menikah engkau anggap tak begitu penting, ingatlah kembali betapa Nabi Musa berlelah bekerja 10 tahun sebagai mahar, iya mahar untuk menikah.

Allah mengisahkannya dalam Al-Qur’an:

قَالَ إِنِّي أُرِيدُ أَنْ أُنْكِحَكَ إِحْدَى ابْنَتَيَّ هَاتَيْنِ عَلَى أَنْ تَأْجُرَنِي ثَمَانِيَ حِجَجٍ فَإِنْ أَتْمَمْتَ عَشْرًا فَمِنْ عِنْدِكَ وَمَا أُرِيدُ أَنْ أَشُقَّ عَلَيْكَ سَتَجِدُنِي إِنْ شَاءَ اللَّهُ مِنَ الصَّالِحِينَ

Artinya: Dia berkata, “Sesungguhnya aku bermaksud ingin menikahkan engkau dengan salah seorang dari kedua anak perempuanku ini, dengan ketentuan bahwa engkau bekerja padaku selama delapan tahun dan jika engkau sempurnakan sepuluh tahun maka itu adalah (suatu kebaikan) darimu, dan aku tidak bermaksud memberatkan engkau. Insya Allah engkau akan mendapatiku termasuk orang yang baik. (Surat Al-Qhashash: 27).

Ahli tafsir berbeda pendapat tentang ayah perempuan itu siapakah dia? Ada yang berpendapat, bahwa ayah itu adalah Nabi Syu’aib inilah yang masyhur, dan di antara ulama yang menyatakan demikian adalah Al Hasan Al Bashri dan Malik bin Anas, bahkan ada hadits yang menegaskan demikian, namun dalam isnadnya perlu dipertimbangkan. Ada pula yang berpendapat bahwa Nabi Syu’aib berumur panjang setelah kaumnya dibinasakan sehingga masih hidup di zaman Nabi Musa dan menikahkan puterinya dengan Musa.

Ibnu Abi Hatim meriwayatkan dari Al Hasan Al Bashri bahwa ayah itu bernama Syu’aib, namun bukan Nabi kaum Madyan. Ada pula yang berpendapat bahwa bapak itu adalah putera saudara Syu’aib. Ada pula yang mengatakan, “Putra pamannya,” dan ada pula yang berpendapat, bahwa ia adalah salah seorang dari kaum Nabi Syu’aib yang beriman, ada pula yang berpendapat bahwa namanya “Yatsarun.” Wallahu a’lam (lihat Qashashul Anbiya’ oleh Ibnu Katsir). Syaikh As Sa’diy dalam tafsirnya lebih cenderung menguatkan, bahwa ayah kedua wanita itu bukanlah Nabi Syu’aib ‘alaihis salam.

Allahu A`lam.

|Kotaraya, Sulawesi Tengah. Rabu 14 Dzulqa`dah 1437 H/ 17 Agustus 2016 M.

(Artikel Ini Pernah Dimuat Dalam Akun Facebook Abu Uwais Musaddad Pada Status No. 1075).

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *