PERHATIAN PARA NABI TERHADAP DAKWAH TAUHID
Ditulis Oleh: Mukhlisin Abu Uwais
Apabila seorang muslim mau melihat apa yang ada di dalam kitabullah, dari awal Al-Qur’an hingga akhir Al-Qur’an, niscaya ia akan menapati bahwasannya para Nabi semuanya, sejak Nabi Nuh -`alaihissalaam- sampai Nabi Muhammad –shallallahu`alaihi wa sallam-, mereka semuanya sangat memperhatikan pentingnya `aqiidah dengan perhatian yang besar. Mereka memulai dakwah mereka dengan mengedepankan dan memprioritaskan dalam masalah `aqiidah ini. Semua mereka menyeru:
يَا قَوْمِ اعْبُدُوا اللَّهَ مَا لَكُمْ مِنْ إِلَٰهٍ غَيْرُهُ
Artinya: Wahai kaumku! Sembahlah Allah! tidak ada Tuhan (sembahan) bagimu selain Dia. (Surat Al-A`raf Ayat 59).
Dan sungguh aku telah memikirkan dengan serius tentang masalah ini, lalu aku mendapati bahwasannya kebahagiaan seorang hamba di dunia dan di akhirat itu terletak pada `aqiidah yang shahihah. Dan sesungguhnya pula bahwa kecelakaan seorang hamba di dunia dan di akhirat itu disebabkan oleh rusaknya `aqiidah mereka.
Dan aku mendapati pula bahwasannya ummat Islam tidak mungkin bersatu, atau berkumpul, atau menang terhadap musuh mereka kecuali dengan ber`aqiidah yang benar.
Dan aku mendapati pula bahwa apa-apa yang menimpa ummat islam ini yang berupa kehinaan dan kerendahan, kelemahan dan kemiskinan, bahkan perpecahan, semua itu disebabkan oleh rusaknya `aqiidah. Oleh karena itu Allah –Ta`aala- berfirman:
وَلا تَكُونُوا مِنَ الْمُشْرِكِينَ
مِنَ الَّذِينَ فَرَّقُوا دِينَهُمْ وَكَانُوا شِيَعًا كُلُّ حِزْبٍ بِمَا لَدَيْهِمْ فَرِحُونَ
Artinya: Dan janganlah kamu termasuk orang-orang yang mempersekutukan Allah, yaitu orang-orang yang memecah belah agama mereka dan mereka menjadi beberapa golongan. Setiap golongan merasa bangga dengan apa yang ada pada golongan mereka. (Surat Ar-Ruum Ayat 31-32).
(Diterjemahkan dari kitab Al-Aqiidatu Awwalan Lau Kaanu Ya`lamuun [I/5-6] Cet. Maktabah Al-Ghuraba Karya Asy-Syaikh Abu Islam).
|Kotaraya, Sulawesi Tengah. Jum`at 09 Rabii`ul Awwal 1438 H/09 Desember 2016 M.