BERTAHAN MENGGENGGAM TAUBAT
Ditulis Oleh: Mukhlisin Abu Uwais
Istiqamah dalam taubat bukanlah hal yang mudah, ia adalah sebuah upaya yang mesti diupayakan sepanjang hidup manusia, karena tiada manusia yang terlepas dari keburukan dan dosa.
Rasulullah -shallallahu ‘alaihi wa sallam- bersabda:
كُلُّ ابْنِ آدَمَ خَطَّاءٌ وَخَيْرُ الْخَطَّائِينَ التَّوَّابُونَ
Artinya: “Seluruh anak Adam berdosa, dan sebaik-baik orang yang berdosa adalah yang bertaubat” (Hadits Riwayat Ibnu Maajah no. 4241, dihasankan oleh Al-Imam Al-Albani).
Ada orang-orang yang bertaubat lalu istiqamah dengan taubatnya sampai akhir hayatnya di dunia ini, tidak berminat melakukan dosa kecuali hal-hal kecil yang sangat sulit dihindari sebagi sifat yang manusiawi. Ada yang dengan mudah jiwanya menjadi tenang karena bersihnya hati dan pancaran ilmu yang Allah beri, ada juga yang harus terus bertarung dan berusaha untuk mengalahkan nafsunya sendiri.
Ada orang-orang yang bertaubat lalu istiqamah, ia berusaha menghindari dosa-dosa besar dan keji saja dengan letih dan payah, namun ia tidak berusaha untuk menghalau terbukanya pintu-pintu dosa yang kecil agar bisa tercegah, tidak memadamkan terangnya jalan-jalan maksiat yang seakan indah, mengikuti gerak bathin berkelana dalam keburukan penuh resah. Lalu berusaha kembali melakukan ketaatan-ketaatan besar untuk bisa mengalahkan timbangan keburukan masa lalunya yang salah.
Ada orang-orang yang bertaubat lalu istiqamah sesaat, jiwanya jatuh lagi kedalam kubangan lumpur maksiat, karena tak kuasa menahan nafsunya yang bejat, namun pun demikian ia tetap rajian berbenah diri dan taat, meninggalkan pernak-pernik kemaksiatan yang ia masih mampu untuk menghindarinya walau tak hebat. Saat Allah memberi taufiq ia pun menyesalinya dengan sangat, menghentikan langkah kakinya dan gontai tangannya dari dosa dansyahwat.
Ada orang-orang yang bertaubat lalu istiqamah sesaat saja, lalu tenggelam dalam lautan dosa dan tak berkeinginan untuk mentas darinya, tidak meyesali kecerobohannya, dan terus menerus berenang dalam gelapnya kedzoliman dan dosa.
Di antara hal-hal yang bisa membantu seseorang dalam bersabar bersama taubatnya adalah:
1. Mengerjakan ibadah-ibadah yang terluput.
Bila seseorang terhalang dari sholat karena tertidur atau lupa, maka tidak boleh baginya meninggalkan sholat dengan beralasan ahh sudah berlalu masanya.
2. Bergegas mengamalkan ketaatan.
Allah Allah ‘azza wa jalla berfirman:
إِنَّ الْحَسَنَاتِ يُذْهِبْنَ السَّيِّئَاتِ
Artinya: “Sesungguhnya perbuatan-perbuatan baik itu menghapus kesalahan-kesalahan”. (Surat Hud: 114).
3. Merenungi janji Allah terhadap mereka yang bertaubat.
Misalnya bahwa Allah akan mencintainya, seperti firman Allah:
إِنَّ اللّهَ يُحِبُّ التَّوَّابِينَ وَيُحِبُّ الْمُتَطَهِّرِينَ
Artinya: “Sungguh, Allah Mencintai orang yang tobat dan Mencintai orang yang menyucikan diri”. (Surat Al-Baqarah: 222).
4. Merenungi ancaman Allah bagi mereka yang enggan atau menunda taubat.
Misalnya bahwa Allah menyifati orang yang enggan bertaubat dengan sifat dzalim. Seperti firman Allah:
وَمَنْ لَمْ يَتُبْ فَأُولَئِكَ هُمُ الظَّالِمُونَ
Artinya: “Dan barang siapa yang tidak bertaubat, maka mereka itulah orang-orang yang zhalim”. (Surat Al-Hujurat: 11).
5. Menjauhi tempat-tempat maksiat dan teman-teman yang buruk.
Ini adalah hal penting bagi mereka yang ingin istiqamah dalam taubatnya, jangan berteman lagi dengan pecandu kemaksiatan begitu juga jangan mendekati tempat-tempat kemaksiatan. Cukuplah kisah pembunuh sembilan puluh sembilan nyawa hingga seratus nyawa yang ingin bertaubat, maka ia meninggalkan kampung halamannya yang di sana terbuka pintu-pintu kemaksiatan menuju tempat di mana ia bisa beribadah dengan baik dan tenang tanpa ajakan para pendosa dari teman-teman lamanya, namun pun akhirnya ia harus mati di perjalanan sebelum sampai di desa yang ia tuju, dan rahmat Allah berpihak padanya atas tekad mulianya.
Semoga Allah mengampuni dosa kita dan memudahkan kita untuk istiqamah dalam taubat dan diberi taufiq untuk selalu jujur dalam beristighfar memohon ampunan-Nya. Aamiin.
|Abu Uwais Musaddad
|Kotaraya, Sulawesi Tengah. Sabtu 17 Al-Muharram 1439 H/07 Oktober 2017 M.
(Artikel Ini Pernah Dimuat Dalam Akun Facebook Abu Uwais Musaddad Pada Status No. 1158).