GAUL SYAR`I DAN ASYIK (Bagian 1)

Ditulis Oleh: Mukhlisin Abu Uwais

Bergaul yang benar bukanlah seperti mereka yang bebas tanpa etika, yang menghabiskan waktu hanya untuk mengikuti tren fashion dan gaya, banyak hal yang mesti kita teladani tentang cara bergaul yang menyejukkan mata menentramkan jiwa dan tidak membuat bete apalagi putus asa. Semoga Allah merahmati kita semua, di antara etika bergaul adalah sebagai berikut:

1. Menghormati orang lain.

Siapa pun akan merasa dihargai saat dimuliakan jiwanya, laki-laki pun demikian dan wanita pun sama. Dan Islam memberikan konsep yang cantik luar biasa, Rasulullah –shallallahu`alaihi wa sallam- bersabda:

لَيْسَ مِنَّا مَنْ لَمْ يُجِلَّ كَبِيرَنَا، وَيَرْحَمْ صَغِيرَنَا

Artinya: “Tidaklah termasuk (petunjuk/adab) kami orang yang tidak menghormati orang tua dan tidak menyayangi anak kecil”. (HR. Ahmad dan al-Hakim, dinyatakan hasan oleh asy-Syaikh al-Albani dalam Shahih al-Jami’ no. 5443).

2. Lemah lembut kepada sesama.

Lemah lembut itu bukan lemah gemulai, lemah lembut itu tidak kasar, santun, dan sopian (baca: sopan). Dengan adanya sifat lemah lembut niscaya akan melahirkan kenyamanan dalam pergaulan. Rasulullah –shallallahu`alaihi wa sallam- bersabda:

إِنَّ الرِّفْقَ لَا يَكُونُ فِي شَيْءٍ إِلَّا زَانَهُ، وَلَا يُنْزَعُ مِنْ شَيْءٍ إِلَّا شَانَهُ

Artinya: “Sesungguhnya tidaklah kelemahlembutan ada pada sesuatu melainkan pasti menghiasinya, dan tidaklah dicabut dari sesuatu melainkan pasti menjelekkannya”. (HR. Muslim no. 2594).

Asy-Syaikh Muhammad bin Shalih al-‘Utsaimin rahimahullah berkata: “Dalam hadits ini terdapat anjuran agar seseorang bersikap lemah lembut dalam setiap urusan; dalam muamalah (pergaulan) dengan istrinya, dengan saudara-saudaranya, dengan teman-temannya, dan dengan manusia secara umum. Sesungguhnya Allah Maha Lemah Lembut dan mencintai kelemahlembutan”. (Syarh Riyadhush Shalihin 3/578).

3. Menjaga perasaan orang lain.

Lawan dari makna menjaga perasaan orang lain adalah berbicara seenaknya, ngata-ngatain dengan kalimat yang tak sedap, sumpah serapah dengan kata “go*lok” –misalnya-, apalagi sampai menghina fisik denga kata “dasar pesek, dasar hitam” semua ini adalah aksi sikap tidak menjaga perasaan alias T3 (Teman Tapi Tega).

Rasulullah –shallallahu`alaihi wa sallam- bersabda:

الْمُسْلِمُ أَخُو الْمُسْلِمِ، لَا يَظْلِمُهُ، وَلَا يَخْذُلُهُ ، وَلَا يَحْقِرُهُ، التَّقْوَى هَهُنَا-يُشِيرُ إِلَى صَدْرِهِ ثَلَاثَ مَرَّاتٍ-بِحَسْبِ امْرِئٍ مِنَ الشَّرِّ أَنْ يَحْقِرَ أَخَاهُ الْمُسْلِمَ

Artinya: “Seorang muslim adalah saudara bagi muslim lainnya. Tidak boleh dia menzalimi, menelantarkan, dan menghina saudaranya. Takwa itu ada di sini.” Beliau menunjuk ke dada beliau tiga kali. “Cukuplah seseorang dikatakan jahat ketika merendahkan saudaranya se-Islam”. (HR. Muslim no. 2564).

4. Jujur, Tidak berdusta.

Seorang muslim dituntut untuk menjaga lisannya, misalnya dalam berkata maka diwajibkan untuk jujur, jangan ada dusta! Rasulullah –shallallahu`alaihi wa sallam- bersabda:

عَلَيْكُمْ بِالصِّدْقِ ، فَإِنَّ الصِّدْقَ يَهْدِيْ إِلَى الْبِرِّ ، وَإِنَّ الْبِرَّ يَهْدِيْ إِلَى الْجَنَّةِ ، وَمَا يَزَالُ الرَّجُلُ يَصْدُقُ وَيَتَحَرَّى الصِّدْقَ حَتَّى يُكْتَبَ عِنْدَ اللهِ صِدِّيْقًا ، وَإِيَّاكُمْ وَالْكَذِبَ ، فَإِنَّ الْكَذِبَ يَهْدِيْ إِلَى الْفُجُوْرِ ، وَإِنَّ الْفُجُوْرَ يَهْدِيْ إِلَى النَّارِ ، وَمَا يَزَالُ الرَّجُلُ يَكْذِبُ وَيَتَحَرَّى الْكَذِبَ حَتَّى يُكْتَبَ عِنْدَ اللهِ كَذَّابًا

Artinya: “Hendaklah kalian selalu berlaku jujur, karena kejujuran membawa kepada kebaikan, dan kebaikan mengantarkan seseorang ke Surga. Dan apabila seorang selalu berlaku jujur dan tetap memilih jujur, maka akan dicatat di sisi Allâh sebagai orang yang jujur. Dan jauhilah oleh kalian berbuat dusta, karena dusta membawa seseorang kepada kejahatan, dan kejahatan mengantarkan seseorang ke Neraka. Dan jika seseorang senantiasa berdusta dan memilih kedustaan maka akan dicatat di sisi Allâh sebagai pendusta (pembohong”. (HR. Al-Bukhari no. 6094, dan dalam kitab al-Adabul Mufrad no. 386, Muslim no. 2607).

|Selesai Ditulis Menjelang Shubuh Waktu Kotaraya, Sulawesi Tengah. Sabtu 13 Rajab 1439 H/31 Maret 2018 M.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *