CINTA DUNIA, SUMBER SEGALA KEBURUKAN

Ditulis Oleh: Mukhlisin Abu Uwais

Cinta seseorang kepada akhirat tidak akan terwujud sampai ia mampu menata hatinya untuk bersikap zuhud (merasa cukup dengan pemberian Allah) tentang dunia. Sedangkan zuhud terhadap dunia tidak akan tercapai sampai seseorang menata hatinya untuk mampu memandang tentang dunia dan akhirat dengan cara pandang yang benar.

Ketahuilah! –semoga Allah merahmati kita-.

1. Dunia adalah sesuatu yang mudah hilang, lenyap, dan musnah. Dunia adalah sesutu yang kurang, tidak sempurna dan hina. Dunia adalah sesutu yang sangat menyakitkan. Dunia adalah tempat kesedihan, keletihan, kepayahan, kesusahan dan kesengsaraan. Akhir dari semua masalah duniawi adalah kefanaan yang diikuti dengan penyesalan dan kesedihan.

Imam Ibnul Qayyim rahimahullah berkata,

مُحِبُّ الدُّنْيَا لَا يَنْفَكُّ مِنْ ثَلَاثٍ : هَمٌّ لَازِمٌ ، وَتَعَبٌ دَائِمٌ ، وَحَسْرَةٌ لَا تَنْقَضِى.

Artinya: “Pecinta dunia tidak akan terlepas dari tiga hal : kesedihan (kegelisahan) yang terus-menerus, kelelahan (keletihan) yang berkelanjutan, dan penyesalan yang tidak pernah berhenti. (Ighatsatul Lahafan, [I/87-88] dan lihat Mawaridul Aman al-Muntaqa min Ighatsatil Lahafan, hlm. 83-84).

2. Akhirat adalah sesuatu yang pasti datang, kekal dan abadi. Akhirat adalah tempat kembali setelah kematian. Kebahagiaan yang terdapat di akhirat sangatlah mulia. Kesengsaraan yang terdapat di akhirat sangat tersiksa. Allah berfirman:

وَالْآخِرَةُ خَيْرٌ وَأَبْقَىٰ

Artinya: “Padahal kehidupan akhirat itu lebih baik dan lebih kekal”. (Surat Al-A’laa: 17).

Mengingatkan tentang fitnah dunia adalah bukti perhatian terhadap akhirat, itulah sebabnya para Ulama` salaf dahulu sering mewanti-wanti tentang dunia agar tidak terfitnah dengannya.

Jundub bin Abdullah Al-Bajali mengatakan:

حب الدنيا رأس كل خطيئة

Artinya: “Cinta dunia adalah pangkal dari semua kesalahan”. (Jami`ul `Ulum wal Hikam, jilid 3 hlm. 203).

Berebut kekuasaan, berebut harta dan kekayaan, berebut popularitas, hasad, iri, sombong, memakan yang haram, melakukan kecurangan, hilangnya amanah, semuanya diawali dari kecintaan yang berlebihan terhadap dunia.

Mengapa cinta dunia mampu merusak agama seseorang bahkan menjadi sumber segala kesalahan? Karena:

1. Mencintai dunia berarti mengagungkan dunia. Padahal dunia sangat hina di sisi Allah, bagaimana mungkin agama seseorang tidak rusak ketika di saat yang sama ia mengagungkan apa yang Allah hinakan.

2. Mencintai dunia berarti memuji dunia. Padahal dunia ini dilaknat di sisi Allah, bagaimana mungkin agama seseorang tidak rusak ketika di saat yang sama ia memuji apa yang Allah laknat (cela).

Rasulullah -shallallahu ‘alaihi wa sallam- bersabda:

إِنَّ الدُّنْيَا مَلْعُونَةٌ مَلْعُونٌ مَا فِيهَا إِلَّا ذِكْرُ اللَّهِ وَمَا وَالَاهُ وَعَالِمٌ أَوْ مُتَعَلِّمٌ

Artinya: “Dunia itu terlaknat dan segala yang terkandung di dalamnya pun terlaknat, kecuali orang yang berdzikir kepada Allah, yang melakukan ketaatan kepada-Nya, seorang ‘alim atau penuntut ilmu syar’I”. (Riwayat At-Tirmidzi no. 2322).

3. Mencintai dunia berarti menjadikan dunia sebagai tujuan. Padahal dunia ini mestinya menjadi wasilah menuju Allah dengan memanfaatkannya memperbanyak amal shalih, bagaimana mungkin agama seseorang tidak rusak ketika di saat yang sama ia menjadikan pusat pikirannya adalah dunia, cita-cita terbesarnya adalah dunia, padahal setiap detiknya ia sedang menuju kepada kampung akhiratnya.

4. Mencintai dunia berarti menceburkan dirinya ke dalam siksa, yaitu: tamak, berebut dengan sesama pecinta dunia, diadzab jika sampai melalaikannya dari ketaatan kepada Allah.

5. Mencintai dunia berarti memalingkan diri dari tujuan penciptaan dirinya, yaitu untuk beribadah kepada Allah semata.

Nasehat terakhir, para Shahabat Nabi sangking cintanya terhadap Ahirat sampai Allah ingatkan “JANGAN LUPA UNTUK MENCARI DUNIA JUGA” (“Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, DAN JANGANLAH KAMU MELUPAKAN BAHAGIANMU DARI (KENIKMATAN) DUNIAWI”. (Surat Al-Qashshash: 77). Apatah lagi kita yang cinta dunia, tentu lebih layak untuk saling mengingatkan “JANGAN LUPA AKHIRAT ADALAH TUJUAN UTAMA”.

|Kotaraya – Palu – Sulawesi Tengah. Rabu 22 Jumaadal Aakhirah 1440 H/ 27 Februari 2019 M.

(Artikel Ini Pernah Dimuat Dalam Akun Facebook Abu Uwais Musaddad Pada Status No. 1210).

Silahkan Dukung Dakwah Pesantren Minhajussunnah Al-Islamiy Desa Kotaraya Sulawesi Tengah Dengan Menjadi DONATUR.

REKENING DONASI: BRI. KCP. KOTARAYA 1076-0100-2269-535 a.n. PONPES MINHAJUSSUNNAH KOTARAYA, Konfirmasi ke nomer HP/WA 085291926000

PROPOSAL SINGKAT DI http://minhajussunnah.or.id/santri/proposal-singkat-program-dakwah-dan-pesantren-minhajussunnah-al-islamiy-kotaraya-sulawesi-tengah/

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *