FAIDAH HADITS RIYADLUSH-SHALIHIN (Hadits Ke 259) KEUTAMAAN KAUM LEMAH DAN FAQIR DARI KALANGAN KAUM MUSLIMIN (Bag. 8)
Ditulis Oleh: Mukhlisin Abu Uwais
KEUTAMAAN KAUM LEMAH DAN FAQIR DARI KALANGAN KAUM MUSLIMIN (Bag. 8)
Referensi: Kitab Riyadh Ash-Salihin no. 259
عن أبي هريرة رضي الله عنه عن النبي صلى الله عليه وسلم قال: لَمْ يَتَكَلَّمْ في المَهْدِ إلَّا ثَلاثَةٌ عِيسَى ابنُ مَرْيَمَ، وصاحِبُ جُرَيْجٍ، وكانَ جُرَيْجٌ رَجُلًا عابِدًا، فاتَّخَذَ صَوْمعةً، فَكانَ فيها، فأتَتْهُ أُمُّهُ وهو يُصَلِّي، فقالَتْ: يا جُرَيْجُ فقالَ: يا رَبِّ أُمِّي وصَلاتِي، فأقْبَلَ علَى صَلاتِهِ، فانْصَرَفَتْ، فَلَمَّا كانَ مِنَ الغَدِ أتَتْهُ وهو يُصَلِّي، فقالَتْ: يا جُرَيْجُ فقالَ: يا رَبِّ أُمِّي وصَلاتِي، فأقْبَلَ علَى صَلاتِهِ، فانْصَرَفَتْ، فَلَمَّا كانَ مِنَ الغَدِ أتَتْهُ وهو يُصَلِّي فقالَتْ: يا جُرَيْجُ فقالَ: أيْ رَبِّ أُمِّي وصَلاتِي، فأقْبَلَ علَى صَلاتِهِ، فقالَتْ: اللَّهُمَّ لا تُمِتْهُ حتَّى يَنْظُرَ إلى وُجُوهِ المُومِساتِ، فَتَذاكَرَ بَنُو إسْرائِيلَ جُرَيْجًا وعِبادَتَهُ وكانَتِ امْرَأَةٌ بَغِيٌّ يُتَمَثَّلُ بحُسْنِها، فقالَتْ: إنْ شِئْتُمْ لأَفْتِنَنَّهُ لَكُمْ، قالَ: فَتَعَرَّضَتْ له، فَلَمْ يَلْتَفِتْ إلَيْها، فأتَتْ راعِيًا كانَ يَأْوِي إلى صَوْمعتِهِ، فأمْكَنَتْهُ مِن نَفْسِها، فَوَقَعَ عليها فَحَمَلَتْ، فَلَمَّا ولَدَتْ قالَتْ: هو مِن جُرَيْجٍ، فأتَوْهُ فاسْتَنْزَلُوهُ وهَدَمُوا صَوْمعتَهُ وجَعَلُوا يَضْرِبُونَهُ فقالَ: ما شَأْنُكُمْ؟ قالوا: زَنَيْتَ بهذِه البَغِيِّ، فَوَلَدَتْ مِنْكَ، فقالَ: أيْنَ الصَّبِيُّ؟ فَجاؤُوا به، فقالَ: دَعُونِي حتَّى أُصَلِّيَ، فَصَلَّى، فَلَمَّا انْصَرَفَ أتَى الصَّبِيَّ فَطَعَنَ في بَطْنِهِ، وقالَ: يا غُلامُ مَن أبُوكَ؟ قالَ: فُلانٌ الرَّاعِي، قالَ: فأقْبَلُوا علَى جُرَيْجٍ يُقَبِّلُونَهُ ويَتَمَسَّحُونَ به، وقالوا: نَبْنِي لكَ صَوْمعتَكَ مِن ذَهَبٍ، قالَ: لا، أعِيدُوها مِن طِينٍ كما كانَتْ، فَفَعَلُوا، وبيْنا صَبِيٌّ يَرْضَعُ مِن أُمِّهِ، فَمَرَّ رَجُلٌ راكِبٌ علَى دابَّةٍ فارِهَةٍ، وشارَةٍ حَسَنَةٍ، فقالَتْ أُمُّهُ: اللَّهُمَّ اجْعَلِ ابْنِي مِثْلَ هذا، فَتَرَكَ الثَّدْيَ وأَقْبَلَ إلَيْهِ، فَنَظَرَ إلَيْهِ، فقالَ: اللَّهُمَّ لا تَجْعَلْنِي مِثْلَهُ، ثُمَّ أقْبَلَ علَى ثَدْيِهِ فَجَعَلَ يَرْتَضِعُ. قالَ: فَكَأَنِّي أنْظُرُ إلى رَسولِ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عليه وسلَّمَ وهو يَحْكِي ارْتِضاعَهُ بإصْبَعِهِ السَّبَّابَةِ في فَمِهِ، فَجَعَلَ يَمُصُّها. قالَ: ومَرُّوا بجارِيَةٍ وهُمْ يَضْرِبُونَها ويقولونَ: زَنَيْتِ، سَرَقْتِ، وهي تَقُولُ: حَسْبِيَ اللَّهُ ونِعْمَ الوَكِيلُ، فقالَتْ أُمُّهُ: اللَّهُمَّ لا تَجْعَلِ ابْنِي مِثْلَها، فَتَرَكَ الرَّضاعَ ونَظَرَ إلَيْها، فقالَ: اللَّهُمَّ اجْعَلْنِي مِثْلَها، فَهُناكَ تَراجَعا الحَدِيثَ، فقالَتْ: حَلْقَى مَرَّ رَجُلٌ حَسَنُ الهَيْئَةِ فَقُلتُ: اللَّهُمَّ اجْعَلِ ابْنِي مِثْلَهُ، فَقُلْتَ: اللَّهُمَّ لا تَجْعَلْنِي مِثْلَهُ، ومَرُّوا بهذِه الأمَةِ وهُمْ يَضْرِبُونَها ويقولونَ زَنَيْتِ، سَرَقْتِ، فَقُلتُ: اللَّهُمَّ لا تَجْعَلِ ابْنِي مِثْلَها فَقُلْتَ: اللَّهُمَّ اجْعَلْنِي مِثْلَها. قالَ: إنَّ ذاكَ الرَّجُلَ كانَ جَبَّارًا، فَقُلتُ: اللَّهُمَّ لا تَجْعَلْنِي مِثْلَهُ، وإنَّ هذِه يقولونَ لها زَنَيْتِ ولَمْ تَزْنِ، وسَرَقْتِ ولَمْ تَسْرِقْ فَقُلتُ: اللَّهُمَّ اجْعَلْنِي مِثْلَها
Artinya: “Dari Abu Hurairah -radhiyallahu `anhu- dari Nabi -shallallahu `alaihi wa sallam- beliau bersabda: “Tidak ada orang yang dapat berbicara saat masih dalam buaian kecuali tiga orang; (Pertama) Isa bin Maryam. (Kedua) Seseorang pada kisah Juraij. Juraij asalnya adalah orang yang taat beribadah. Lalu dia membuat tempat ibadah. Ibunya mendatanginya ketika dia sedang shalat dan memanggilnya: “Wahai Juraij”. Dia (Juraij) berkata (dalam hati): “Ya Tuhanku! Apakah aku penuhi panggilan ibuku atau aku teruskan shalatku”. Akhirnya dia teruskan shalatnya. Lalu sang ibu pulang.
Keesokan harinya sang ibu datang lagi saat Juraij sedang shalat. Dia berkata: “Wahai Juraij”. Juraij berkata (dalam hati): “Ya Tuhanku! Apakah aku penuhi panggilan ibuku atau aku teruskan salatku”. Lalu dia memilih meneruskan shalatnya.
Keesokan harinya sang ibu datang lagi saat Juraij sedang shalat. Dia berkata: “Wahai Juraij”. Juraij berkata (dalam hati): “Ya Tuhanku! Apakah aku penuhi panggilan ibuku atau aku teruskan shalatku”. Lalu dia memilih meneruskan shalatnya. Maka berkatalah sang ibu: “Ya Allah! Jangan matikan dia sebelum melihat wajah pelacur (berurusan dengan pelacur)”.
Maka Bani Israel menyebut-nyebut Juraij tentang ibadahnya. Kemudian ada seorang wanita pelacur yang terkenal cantik, dia berkata: “Kalau kalian mau, saya akan menggodanya”. Lalu dia menggodanya, namun Juraij tak mempedulikannya. Maka wanita pelacur itu mendatangi seorang penggembala yang sedang berteduh di bawah rumah ibadah itu. Lalu dia menggodanya untuk berbuat zina. Maka terjadilah perzinaan di antara mereka. Kemudian wanita itu hamil. Ketika telah melahirkan, dia (wanita itu) berkata: “Ini anak dari Juraij”.
Masyarakat pun mendatangi Juraij dan memaksanya turun (dari tempat ibadahnya) lalu rumah ibadahnya dirobohkan. Merekapun memukulinya. Dia berkata: “Ada apa kalian ini?”. Mereka berkata: “Engkau telah berzina dengan wanita pelacur ini sehingga dia melahirkan anak darimu”. Juraij berkata: “Mana anaknya?”. Mereka membawakan bayi tersebut. Dia (Juraij) berkata: “Biarkan aku shalat!”. Lalu dia pun shalat.
Setelah selesai shalat dia datangi anak bayi tersebut dan dia tekan perutnya seraya berkata: “Wahai anak kecil, siapa bapakmu?”. Anak itu menjawab: “Si penggembala”.
Maka orang-orang mengerumuni Juraij, mencium dan mengusap-usapnya. Mereka berkata: “Kami akan bangunkan rumah ibadahmu dari emas”. Dia berkata: “Tidak, bangunlah kembali dari tanah liat seperti semula!”. Lalu mereka kerjakan.
(Ketiga) ketika seorang bayi sedang menyusu pada ibunya, kemudian lewatlah seseorang yang menunggang kendaraannya yang tampak mewah dan berpenampilan bagus. Sang ibu berkata: “Ya Allah! Jadikanlah anakku seperti orang itu”. Lalu sang bayi melepaskan diri dari payudara ibunya serta berpaling dan memandang laki-laki tersebut seraya berkata: “Ya Allah! Jangan jadikan aku seperti orang itu!”. Kemudian dia kembali menyusu kepada ibunya lagi.
Aku melihat Rasulullah -ṣallallahu `alaihi wa sallam- mempraktekkan anak yang sedang menyusu tersebut dengan mememasukkan jari telunjuknya ke mulutnya dan beliau hisap. Kemudian beliau melanjutkan perkataannya: “Lalu lewat lagi seorang budak wanita yang sedang dipukul orang-orang seraya berkata: “Engkau telah berzina dan mencuri, sedangkan wanita tersebut hanya berkata, “Ḥasbiyallahu wa ni`mal wakil”. Maka sang ibu berkata: “Ya Allah! Jangan jadikan anakku seperti dia”. Lalu anak itu melepas susuannya dan memandang ibunya, kemudian dia berkata: “Ya Allah! Jadikanlah aku seperti dia”.
Maka ibu dan anak itu saling berbicara. Sang ibu berkata: “Ketika ada orang yang berpenampilan bagus, aku berdoa “Ya Allah! Jadikan puteraku seperti dia”, engkau katakan “Ya Allah! Jangan jadikan aku seperti dia”. Lalu ketika ada seorang budak wanita yang sedang dipukuli seraya mereka berkata “Engkau telah berzina dan mencuri” Lalu aku berdoa “Ya Allah! Jangan jadikan puteraku seperti dia”. Lalu engkau malah berkata “Ya Allah! Jadikan aku seperti dia”.
Anak itu berkata: “Laki-laki itu adalah orang yang angkuh, maka aku berdoa: “Ya Allah! Jangan jadikan aku seperti dia”. Sedangkan terhadap orang yang kalian katakan: “Engkau telah berzina dan mencuri”, dia tidak berzina dan tak mencuri. Maka aku berdoa: “Ya Allah! Jadikan aku seperti dia”. (Riwayat Al-Bukhari no. 3436 dan Muslim no. 2550).
SYARAH SINGKAT:
Yang menjadi dalil dalam hadits tersebut terkait bab ini adalah kisah yang ketiga, yaitu kisah tentang seorang bayi yang sedang menyusu pada ibunya, kemudian lewatlah seseorang yang menunggang kendaraannya yang tampak mewah dan berpenampilan bagus. Dan kisah seterusnya.
FAIDAH HADITS:
- Seseorang tidak boleh merasa puas dengan apa yang ada pada keadaan seseorang hanya berdasarkan apa yang tampak, yang mungkin bertentangan dengan apa yang diberitakan. Namun ini tidak berarti bahwa dia harus menggali ke dalam hati orang lain dengan berburuk sangka atau ikut campur dalam perkara yang bukan urusannya.
- Bisa jadi seseorang tampak remeh dalam pandangan orang lain, namun memiliki keistimewaan kemuliaan di sisi Allah Ta`ala.
|Kotaraya, Sulawesi Tengah. Ahad 26 Rajab 1446 H / 26 Januari 2025 M. Di Pesantren Minhajussunnah Kotaraya.
Silahkan Dukung Dakwah Pesantren Minhajussunnah Al-Islamiy Desa Kotaraya Sulawesi Tengah Dengan Menjadi DONATUR.
REKENING DONASI: BRI. 1076-0100-2269-535 a.n. PONPES MINHAJUSSUNNAH KOTARAYA
Konfirmasi ke nomer HP/WA 085291926000