FAIDAH HADITS RIYADLUSH-SHALIHIN (Hadits Ke 254) KEUTAMAAN KAUM LEMAH DAN FAQIR DARI KALANGAN KAUM MUSLIMIN (Bag. 3)
Ditulis Oleh: Mukhlisin Abu Uwais
KEUTAMAAN KAUM LEMAH DAN FAQIR DARI KALANGAN KAUM MUSLIMIN (Bag. 3)
Referensi: Kitab Riyadh Ash-Salihin no. 254
عن أبي سعيد الخدري رضي الله عنه، عن النبي صلى الله عليه وسلم قال: احْتَجَّتِ الجَنَّةُ والنَّارُ، فقالتِ النَّارُ: فيَّ الجَبَّارُونَ والمُتَكَبِّرُونَ، وقالَتِ الجنَّةُ: فيَّ ضُعَفاءُ النَّاسِ ومَسَاكِينُهُمْ، فَقَضَى اللَّه بيْنَهُمَا: إِنَّكِ الجَنَّةُ رَحْمَتي، أَرْحَمُ بِكِ مَنْ أَشَاءُ، وإِنَّكِ النَّارُ عذَابي، أُعَذِّبُ بِكِ مَنْ أَشَاءُ، ولِكِلَيْكُما عليَّ مِلْؤُها
Artinya: “Dari Abu Sa`id Al-Khudriy -radhiyallahu `anhu-, dari Nabi -shallallahu `alaihi wa sallam- bahwa beliau bersabda: Surga dan Neraka berdebat. Neraka pun berkata: Di tempatku terdapat orang-orang membangkang dan orang-orang sombong. Sedangkan Surga berkata: Di tempatku terdapat orang-orang LEMAH dan orang-orang MISKIN.
Maka Allah pun memberi keputusan kepada keduanya: “Hai Surga, sesunguhnya kamu adalah Rahmat-Ku, Aku memberi rahmat melalui kamu kepada siapa saja yang Aku kehendaki. Hai Neraka, sesunguhnya kamu adalah adzab-Ku, Aku menyiksa siapa saja yang Aku kehendaki denganmu. Adapun setiap dari kalian, Akulah yang akan menentukan isinya (yakni penghuni Surga dan Neraka)”. (Riwayat Muslim no. 2847).
SYARAH SINGKAT:
Asy-Syaikh Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin berkata: Para pembangkang (Al-Jabbarun) adalah orang yang bengis dan keras, sedangkan orang-orang yang sombong (Al-Mutakabbirun) adalah orang yang angkuh dan congkak, mereka memandang rendah orang lain dan tidak mau menerima kebenaran, sebagaimana sabda Nabi -shallallahu `alaihi wa sallam- tentang kesombongan:
الْكِبْرُ بَطَرُ الْحَقِّ وَغَمْطُ النَّاسِ
Artinya: “Kesombongan adalah menolak kebenaran dan memandang rendah orang lain”. (Riwayat Muslim no. 91).
Para pembangkang dan pelaku kesombongan mereka adalah para penghuni Neraka, na`udzu billah. Bisa saja penghuni Neraka itu bersikap lemah lembut kepada orang lain dan berakhlak baik, tetapi sebenarnya ia adalah pembangkang terhadap kebenaran.
Surga berkata: “Sungguh kebanyakan penghuniku adalah orang-orang yang LEMAH dan orang-orang MISKIN”, mereka itulah kebanyakan yang tunduk dan patuh pada kebenaran, sementara mayoritas orang yang sombong dan keras tidak patuh pada kebenaran.
Penghuni Surga -secara umum- didominasi oleh orang-orang faqir dan lemah, karena kebanyakan mereka adalah orang-orang yang tunduk pada kebenaran. (Disarikan dari Syarh Riyadhish-Shalihin, Jilid 3 hal. 54-56, Cetakan Madarul Wathan Lin-Nasyr. Karya Asy-Syaikh Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin).
FAIDAH HADITS:
- Allah Maha Kuasa untuk menjadikan makhluk-Nya berbicara, termasuk Surga dan Neraka.
- Allah Maha Adil kepada makhluk-makhluk-Nya, termasuk Keputusan-Nya kepada Surga dan Neraka tentang masing-masing penghuninya.
- Surga dan Neraka memperdebatkan tentang kelebihan satu dengan yang lain. Surga menyebutkan kelebihannya yaitu menjadi tempat kembali bagi orang-orang yang lemah, dan miskin yang mana mereka adalah orang-orang yang memiliki sifat kasih sayang, lembut dan berbuat baik. Sedangkan Neraka menyebutkan kelebihannya yaitu -mampu- menjadi tempat hukuman bagi orang-orang yang dulunya merasa angkuh, dan sombong.
- Sikap tawadhu` (rendah hati) yang dilakukan lillah (karena Allah) kepada orang-orang mukmin, adalah termasuk sebab-sebab mendapatkan Rahmat Allah dan masuk ke dalam Surga.
- Kesombongan dan keangkuhan, sikap melampaui batas serta pembangkangan merupakan jalan menuju Neraka.
- Orang-orang lemah dan miskin yang disifati sebagai penghuni Surga di sini maksudnya adalah mereka yang tawadhu` (rendah hati), tidak merasa diri punya nilai lebih untuk disombongkan pada orang lain di muka bumi ini. Sebagaimana firman Allah Ta`ala:
تِلْكَ ٱلدَّارُ ٱلْءَاخِرَةُ نَجْعَلُهَا لِلَّذِينَ لَا يُرِيدُونَ عُلُوًّا فِى ٱلْأَرْضِ وَلَا فَسَادًا ۚ وَٱلْعَٰقِبَةُ لِلْمُتَّقِينَ
Artinya: “Negeri akhirat itu, Kami jadikan untuk orang-orang yang tidak ingin menyombongkan diri dan berbuat kerusakan di (muka) bumi. Dan kesudahan (yang baik) itu adalah bagi orang-orang yang bertakwa”. (Surat Al-Qhashash: 83).
- Bukanlah yang dimaksud lemah dan miskin itu adalah yang tidak punya harta lalu mereka terpuji karena semata-mata tidak punya harta, sebab di sana terdapat pula orang faqir namun menduduki posisi tercela, sebagaimana hadits Nabi:
أَرْبَعَةٌ يَبْغُضُهُمْ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ الْبَيَّاعُ الْحَلَّافُ وَالْفَقِيرُ الْمُخْتَالُ وَالشَّيْخُ الزَّانِي وَالْإِمَامُ الْجَائِرُ
Artinya: “Empat golongan yang Allah `Azza wa Jalla membenci mereka, yaitu penjual yang suka bersumpah, orang fakir yang sombong, orang tua renta yang berzina, dan pemimpin yang durjana”. (Riwayat An-Nasa’i: 2529).
- Keutamaan orang lemah dan miskin bukan berarti orang kuat dan kaya tidak akan lebih utama dari mereka, karena orang miskin jika bersabar niscaya mendapat pahala dan terpuji, sebagaimana orang kaya yang bersyukur serta menunaikan hak-hak harta niscaya mendapat pahala dan terpuji pula.
|Kotaraya, Sulawesi Tengah. Sabtu 18 Rajab 1445 H / 18 Januari 2025 M. Di Pesantren Minhajussunnah Kotaraya.
Silahkan Dukung Dakwah Pesantren Minhajussunnah Al-Islamiy Desa Kotaraya Sulawesi Tengah Dengan Menjadi DONATUR.
REKENING DONASI: BRI. KCP. KOTARAYA 1076-0100-2269-535 a.n. PONPES MINHAJUSSUNNAH KOTARAYA, Konfirmasi ke nomer HP/WA 085291926000